SUBANG-Pengusaha angkutan umum akan terancam gulung tikar, jika kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) diberlakukan. Saat ini Organda merasa khawatir dengan rencana itu.
Ketua Organda Kabupaten Subang Ade Kusnadi Obrex saat ditemui di terminal Subang mengatakan, rencana kenaikan harga BBM tersebut otomatis akan berpengaruh besar terhadap masyarakat.
“Pemerintah terlihat gamang dan kurang tegas, karena statemen-statemen tersebut masih berupa wacana. Seperti tidak memperhatikan dampak kepada pengusaha angkutan,” ujarnya.
Obrex mengatakan, seharusnya pemerintah mulai tegas apakah nantinya BBM akan dinaikan atau tidak. Angkutan umum tidak terkait terhadap satu sektor dan apabila harganya naik maka sparepart angkutan, termasuk ongkos kendaraan pun diprediksi akan mengalami kenaikan harga.
“Ya otomatis akan terjadi kenaikan ongkos, belum lagi spare part, pertanyaan saya apakah nantinya masyarakat yang akan mempergunakaan layanan angkutan umum bisa memaklumi jika ongkos akan dinaikkan?” tanyanya.
Dijelaskan Obrex, jika harga BBM naik maka beban pengusaha makin berat dan yang dikhawatirkan para pengusaha angkutan umum akan gulung tikar. Jika tarif dinaikkan, jelas masyarakat akan komplain dan akan memilih kendaraan angkutan jenis lain yang murah dan terjangkau. “Kerugian bagi kita adalah dampaknya sistematik dan spertinya hal ini bukan hanya di Kabupaten Subang saja, bahkan scope nasional,” paparnya.
Ia menjelaskan, angkutan mum di kota Subang ada sekitar 60 unit, namun untuk seluruh Kabupaten Subang ada sekitar 800 unit. Jika harga BBM jadi dinaikan ia berharap ada reivitalisasi untuk para pengusaha angkutan seperti jalan- jalan sudah clear tidak ada yang rusak.
“Kalau sekarang kan kita masih repot di daerah Patokbeusi–Sukamandi saja jalan masih belum optimal, sehingga menimbulkan kerusakan kepada spare part angkutan umum. Apalagi ditambah kenaikan BBM, makin terpuruk saja pengusaha angkutan umum,” terangnya.
Seorang sopir angkot Rusli menyatakan dirinya tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya, kebijakan itu akan sangat memberatkan dirinya sebagai sopir angkutan kota (angkot).
“Sekarang aja nyari penumpang sudah sulit. Kebanyakan pada pake motor. Kia hanya berharap dari penumpang anak sekolah. kalau BBM naik tambah susah pak. Setoran pasti naik, semuanya juga naik, kenapa begini terus ya?” keluhnya.(ygo/man)
Ketua Organda Kabupaten Subang Ade Kusnadi Obrex saat ditemui di terminal Subang mengatakan, rencana kenaikan harga BBM tersebut otomatis akan berpengaruh besar terhadap masyarakat.
“Pemerintah terlihat gamang dan kurang tegas, karena statemen-statemen tersebut masih berupa wacana. Seperti tidak memperhatikan dampak kepada pengusaha angkutan,” ujarnya.
Obrex mengatakan, seharusnya pemerintah mulai tegas apakah nantinya BBM akan dinaikan atau tidak. Angkutan umum tidak terkait terhadap satu sektor dan apabila harganya naik maka sparepart angkutan, termasuk ongkos kendaraan pun diprediksi akan mengalami kenaikan harga.
“Ya otomatis akan terjadi kenaikan ongkos, belum lagi spare part, pertanyaan saya apakah nantinya masyarakat yang akan mempergunakaan layanan angkutan umum bisa memaklumi jika ongkos akan dinaikkan?” tanyanya.
Dijelaskan Obrex, jika harga BBM naik maka beban pengusaha makin berat dan yang dikhawatirkan para pengusaha angkutan umum akan gulung tikar. Jika tarif dinaikkan, jelas masyarakat akan komplain dan akan memilih kendaraan angkutan jenis lain yang murah dan terjangkau. “Kerugian bagi kita adalah dampaknya sistematik dan spertinya hal ini bukan hanya di Kabupaten Subang saja, bahkan scope nasional,” paparnya.
Ia menjelaskan, angkutan mum di kota Subang ada sekitar 60 unit, namun untuk seluruh Kabupaten Subang ada sekitar 800 unit. Jika harga BBM jadi dinaikan ia berharap ada reivitalisasi untuk para pengusaha angkutan seperti jalan- jalan sudah clear tidak ada yang rusak.
“Kalau sekarang kan kita masih repot di daerah Patokbeusi–Sukamandi saja jalan masih belum optimal, sehingga menimbulkan kerusakan kepada spare part angkutan umum. Apalagi ditambah kenaikan BBM, makin terpuruk saja pengusaha angkutan umum,” terangnya.
Seorang sopir angkot Rusli menyatakan dirinya tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya, kebijakan itu akan sangat memberatkan dirinya sebagai sopir angkutan kota (angkot).
“Sekarang aja nyari penumpang sudah sulit. Kebanyakan pada pake motor. Kia hanya berharap dari penumpang anak sekolah. kalau BBM naik tambah susah pak. Setoran pasti naik, semuanya juga naik, kenapa begini terus ya?” keluhnya.(ygo/man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Patungan Balikin Dana Pelesiran
Redaktur : Tim Redaksi