jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) DKI Jakarta Muhammad Bahruddin menyatakan dukungan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Diketahui BEM SI sebelumnya memberikan ultimatum kepada Presiden Joko Widodo untuk membatalkan hasil tes wawasan kebangsaan dan mengangkat kembali Novel Baswedan Cs sebagai pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam waktu tiga hari, terhitung sejak Kamis (23/9).
BACA JUGA: BEM SI Berdemonstrasi, Mardani Minta Jokowi Selamatkan Pegawai KPK
Presiden Jokowi tidak menindaklanjuti ultimatum tersebut sehingga BEM SI mendatangi Gedung KPK Merah Putih untuk melakukan aksi demonstrasi, Senin (27/9).
Menanggapi hal ini Bahruddin mengaku mendukung upaya yang dilakukan BEM SI.
BACA JUGA: Hadiri Rakernas BEM SI, Laksamana Yudo Gelorakan Semangat Bergotong Royong
"KAMMI DKI Jakarta mendukung ultimatum tersebut, dipecatnya 56 pegawai KPK menjadi simbol kemunduran bagi pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Bahruddin kepada JPNN.com, Senin (27/9).
Menanggapi pernyataan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan Safarianshah Zulkarnaen yang menyebut BEM SI sebagai pahlawan kesiangan, Bahruddin mengatakan mahasiswa harus terus bergerak.
BACA JUGA: BEM SI Demo di KPK, Adi Prayitno: Presiden Saja Tidak Didengarkan
"Terlepas dari suara sumbang yang mengiringi jalannya ultimatum BEM SI, jika hasil akhir nanti tidak sesuai tuntutan, bukan berarti perjuangan mahasiswa sia-sia," tutur Bahruddin.
Dengan pergerakan BEM SI ini, lanjutnya, masyarakat bisa menilai mahasiswa akan berdiri paling akhir dalam membela kebenaran.
"Pada dasarnya, kebenaran bisa kalah tetapi kebenaran tidak pernah salah," pungkasnya. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih