Orthognathic Surgery, 3 Hari Rawat Inap, Pasien Bisa Pulang

Minggu, 28 Mei 2017 – 22:09 WIB
Spesialis Bedah Plastik Kraniofacial RSDS Magda R Hutagalung Holidaya. dr., SpBP-RE (KKF). Foto Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Orthognathic surgery membantu pasien mendapatkan kembali kondisi rahang yang lebih nyaman dan wajah yang lebih cantik.

Seiring majunya medis, masa pemulihan operasi kini juga lebih cepat. Cukup rawat inap tiga hari pasca operasi dan boleh pulang.

BACA JUGA: Orthognathic Surgery untuk Memperbaiki Rahang

Pembedahan rahang membantu pasien yang mengalami gangguan, baik rahang atas maupun rahang bawah, agar kembali pada bentuk serta posisi atau letak yang seharusnya.

Spesialis: Penanganan orthognathic surgery atau bedah rahang di RSDS. Istimewa/Radar Surabaya/JPNN.com

Namun, hal yang paling penting adalah dengan orthognathic surgery, pasien bisa mendapatkan harapan hidup lebih panjang serta senyum atau wajah yang lebih menarik.

Spesialis Bedah Plastik Kraniofacial RSDS Magda R Hutagalung Holidaya. dr., SpBP-RE (KKF) mengatakan, pembedahan rahang umumnya bisa dilakukan kepada pasien yang telah melewati masa tumbuh kembang gigi dan rahang.

Biasanya pasien baru bisa dilakukan pembedahan setelah usia 17 tahun. ”Kalau sebelum dewasa tentu operasinya bisa percuma. Karena rahang yang tumbuh bisa kembali bergeser. Artinya harus operasi lagi di kemudian hari,” ujar Magda.

Meski demikian, hal ini akan berbeda pada kasus kelainan bawaan pada struktur wajah, misalnya seperti Crouzon Sindrom.

Pada pasien ini, orthognatic surgery perlu dilakukan lebih dini. Pasalnya, kondisi wajah dan rahang mengganggu keberlangsungan pasien seperti, menurunnya fungsi pernafasan dan kondisi penglihatan.

”Pasien ini harus segera bisa bernafas lebih lancar dan mampu mengunyah baik agar asupan gizi cukup,” ujar Magda.

Magda mengungkapkan, jalannya operasi bisa mencapai enam jam. Namun, setelah operasi pasien akan membutuhkan pemulihan lebih cepat. ”Biasanya tiga hari mereka harus rawat inap untuk merawat luka pasca operasi,” ujar alumnus Fellow in Australian Craniofacial Association, Adelaide, South Australia itu.

Setelah pembedahan, biasanya terjadi pembengkakkan disekitar bibir dan pipi. Namun hanya berlangsung sementara saja.

Perlahan-lahan, pembengkakan akan hilang dan biasanya pasien harus rawat inap dirumah sakit selama dua hingga tiga hari sekaligus diberikan obat untuk penghilang rasa sakit, suplemen cair, vitamin dan mineral.

Pasien kemudian diminta untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, pasien juga dilarang untuk merokok, sebab hal ini akan menyebabkan terjadinya komplikasi dan memperlambat proses penyembuhan.

Setelah itu, pasien juga harus melakukan kontrol ke dokter bedah dan orthodontist untuk memonitor keadaannya.

”Sebaiknya hindari aktifitas yang terlalu berlebihan beberapa minggu setelah operasi,” ujar Magda. (psy/nug)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler