MAKASSAR -- Sejumlah orang tua calon peserta didik mengeluhkan ribetnya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN/SMKN melalui online tahun ini. Ada beberapa tahap yang harus dilalui.
Calon peserta didik harus mendaftar online melalui internet dahulu, kemudian mem-print out bukti pengajuan pendaftaran. Selanjutnya mendatangi sekolah untuk melakukan verifikasi data dan nilai siswa.
Jalur reguler dan prestasi yang mulai dibuka Senin, 30 Juni memberikan kuota yang besar dari total daya tampung setiap sekolah, yakni 70 persen. Dari pantauan FAJAR di SMAN 5 Makassar, Sulawesi Selatan, jumlah calon peserta yang akan melakukan verifikasi membeludak. Mereka rata-rata didampingi oleh orang tua atau wali. Mereka berdesak-desakan dan berlomba dapat antrean untuk masuk dalam ruangan tempat admin sekolah melakukan verfikasi.
Apalagi dalam jadwal batas verifikasi dibuka dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita saja. Siswa yang datang melakukan verifikasi hanya membawa surat
keterangan nilai sementara saja dari sekolah.
Salah seorang orang tua calon peserta yang berasal dari Sulawesi Tenggara,, Ima ,41, mengaku datang sejak pukul 07.00 Wita di sekolah. Ia tidak tahu menahu jika harus mendaftar online di luar dahulu baru datang verifikasi ke sekolah.
Perempuan berdarah Toraja ini mencoba mendaftar di sekolah menggunakan laptop. Sayang tidak berhasil, karena print out yang digunakan tidak konek dengan laptop. "Terpaksa cari warnet, tetapi dua warnet yang saya datangi di sekitar sini, semua full. Makanya cari ditempat lain lagi," ujarnya kepada FAJAR (Grup JPNN.com).
Dia juga mengeluhkan mekanisme yang harus datang lagi di sekolah untuk mencocokkan data yang sudah terinput, padahal sudah online. Menurutnya, penerimaan siswa baru sebelum-sebelumnya tidak seribet tahun ini.
Hal senada diungkapkan, Neneng ,37. Warga Kecamatan Rappocini ini mengeluhkan proses pendaftaran yang cukup ribet. Sebelumnya mencoba mendaftar di jalur domisili, namun tertolak karena KK terbit Maret.
"Jalur reguler ini kan banyak peminatnya, kita khawatir jangan sampai ada permainan. Lalu, anak-anak kita ini tidak lolos. Yang jelas menyusahkan jadinya, karena sudah mendaftar di online, harus datang lagi di sekolah," tandasnya.
Wali calon peserta didik yang lain, Syamsuri, mengatakan bahwa sosialisasi kurang. Buktinya, kata dia, ada orang tua yang sampai mengunjungi dua sekolah untuk melakukan verifikasi. "Iya, ribet. Kenapa tidak seperti pendaftaran untuk masuk perguruan tinggi negeri. Online ji juga, tetapi tidak perlu lagi datang verifikasi administrasi di kampus. Kalau begini kan tentu tidak efektif," jelasnya.
Terpisah, Kadisdikbud Kota Makassar, Mahmud BM, mengatakan bahwa untuk jalur reguler atau umum, semua bisa mendaftar tanpa melihat domisili, anak berkebutuhan khusus, dan keluarga prasejahtera. Mengenai waktu verifikasi yang hanya sampai pukul 12.00 Wita, Mahmud mengaku itu tidak masalah. Apalagi, itu akan berlangsung sampai empat hari.
"Kan masih ada besok, kalau tidak sempat hari ini. Apalagi, tidak mesti harus mendatangi semua sekolah yang dipilih. Cukup satu saja," ujarnya.
Terkait keluhan orang tua mengenai ribetnya mekanisme pendaftaran, ia tidak menampik. Namun, Mahmud menyarankan calon peserta didik yang tidak bisa mendaftar sendiri, bisa langsung datang ke sekolah untuk difasilitasi daftar online. (lin/ian)
BACA JUGA: Sekolah Negeri Sepi Peminat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketabrak Lebaran, Awal Tahun Ajaran Baru Mundur
Redaktur : Tim Redaksi