OSO Ingin Petani Indonesia Kaya Seperti di Brasil

Minggu, 28 April 2019 – 07:05 WIB
Petani sekaligus peternak ayam telur. ILUSTRASI. Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua BPO Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Oesman Sapta Odang alias OSO meminta masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial tidak merasa minder menjadi petani. Pasalnya, petani adalah soko guru bangsa yang menjaga ketahanan pangan nasional.

OSO meminta agar HKTI melakukan inovasi agar para petani muda Indonesia bisa menyesuaikan diri dengan revolusi industri 4.0. Digitalisasi, kecepatan serta efisiensi dibutuhkan di sektor pertanian.

BACA JUGA: Wiranto Dituding Membuat Konflik di Internal Hanura

BACA JUGA: Jokowi Minta HKTI Jangan Berbelok Arah, Harus Mendukung

Dia yakin, jika sektor pertanian nasional bisa mengikuti perkembangan zaman, profesi petani tidak akan dipandang sebelah mata lagi oleh kaum milenial.

BACA JUGA: Rusia Tingkatkan Investasi di Indonesia, Begini Pertimbangannya

"Tani Indonesia harus kaya, karena petani itu bukan wilayah kotor. Contoh di Brasil, petaninya kaya raya,” kata OSO saat menghadiri HUT HKTI ke-46 di Ballrom Whiz Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (27/4) malam.

OSO menegaskan HKTI harus mendukung program pemerintah dalam meningkatkan indeks dan produktivitas pertanian, serta mendukung modernisasi teknologi pertanian agar kaum milenial tertarik untuk terjun ke sawah. "Harus segera kita siapkan, supaya meraka tidak takut untuk bertani," tandas OSO yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI itu.

BACA JUGA: Sesjen DPD RI: KORPRI Harus Mendukung Reformasi Birokrasi

Tak lupa, pengusaha sukses di berbagai bidang usaha itu memberikan tips dan strategi dalam mempersiapkan petani milenial yakni 5S. OSO menjelaskan S pertama adalah strategi. Nah, kata OSO, HKTI harus menyusun strategi yang tepat untuk memajukan dan memakmurkan petani.

Kemudian, S kedua adalah struktur organisasi. Menurut dia, struktur organisasi harus dipersiapkan dengan baik. S ketiga adalah skill. Menurut OSO, dalam menerapan S ketiga ini penting memegang prinsip the right man in the right place.

Selanjutnya, S yang keempat adalah sistem. Dia menegaskan diperlukan sistem yang tepat untuk membuat organisasi lebih baik.

S kelima adalah speed and target. Kecepatan mencapai target harus menjadi fokus. Evaluasi pencapaian target juga harus dilakukan. "Jadi ini diperlukan untuk cepat mencapai target," kata senator asal Kalimantam Barat (Kalbar), itu.

Sementara itu, Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko meminta seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya itu terus berjuang demi menyejahterahkan petani di Indonesia.

"Semua harus menghargai perjuangan Pak Oesman Sapta yang sudah berdarah-darah mengambilalih HKTI. Kalau tidak ada Pak OSO, HKTI tidak ada sekarang ini," ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Moeldoko mengingatkan HKTI fokus untuk memberikan kontribusi kepada para petani Indonesia. Terlebih lagi, ujar Moeldoko, di periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di seluruh wilayah Indonesia.

"Pak Jokowi sudah menyediakan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya di Jawa saja. Nah, periode ke depan agar kualitas SDM baik, maka kebutuhan dasar seperti pangan harus baik juga," katanya.

Moeldoko menegaskan, HKTI saat ini sudah mulai fokus dalam perbaikan taraf hidup petani-petani di Indonesia. HKTI akan mengubah pola pikir petani yang selama ini hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Menjadi petani harus bisa menjadi kaya, bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup," kata Moeldoko yang juga kepala kantor staf kepresidenan, itu.

HKTI berusaha mengoptimalkan penggunaan teknologi bagi pertanian. Kemudian, meningkatkan sumber daya manusia dengan memperbanyak pembinaan. HKTI juga mengajak generasi milenial turun dan mau ke sawah, karena petani itu pekerjaan mulia.

“Kami juga akan memperbaiki pola distribusi dan penggunaan pupuk, serta menurunkan impor komoditas pertanian," kata Moeldoko.(boy/jpnn

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahira Idris: Evaluasi Total Penyelenggaraan Pemilu 2019


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler