ACEH - Tower saluran udara tegangan tinggi (Sutet) LSW-IDI 354, di Desa Matang Sijuek Barat, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara mendadak tumbang. Pasalnya, menara tersebut digergaji oleh orang tak dikenal, Minggu (8/1) dinihari sekira pukul 02.30 WIB. Akibat kejadian ini, suplay listrik dari Belawan-Sumatera Utara ke sebagian pelanggan PLN jadi terganggung.
Hal ini dinyatakan sebagai bentuk teror lain, dari orang tak bertanggungjawab setelah melakukan aksi penembakan di beberapa wilayah di Aceh. Hingga berita diturunkan, pelaku masih dilacak dan belum mampu diringkus petugas.
Tower diduga tumbang sekitar pukul 23.00 WIB, langsung menyebabkan aliran listrik putus. Petugas Ground Patrol, baru menemukan lokasi kejadian dinihari sekira pukul 02.30 dinihari.
Terkait kejadian tersebut, Kasat Reskrimnya AKP Marzuki membenarkan pihaknya sedang melakukan pelacakan. Dari lokasi kejadian polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Antara lain empat botol minuman soda, satu gergaji besi, dua mata gergaji besi dan beberapa botol oli bekas.
“Sekarang barang bukti itu sudah kita amankan di Polres Aceh Utara. Selain barang tersebut, di lokasi yang berlumpur juga terlihat jejak kaki yang diduga milik para pelaku. Pelaku kita duga lebih dari satu orang,” terang AKP Marzuki.
Pasca insiden penggergajian tower PLN yang memasok listrik, aliran daya setrum ke ratusan ribu pelanggan jadi terganggu. Hal ini mengakibatkan kekecewaan warga yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Aksi brutal tersebut, dinilai oleh seorang warga saat melihat kondisi tower yang berada di pertengahan tambak petani merupakan tindakan menyengsarakan umat.
“Ini ada upaya mengobok-obok Aceh seperti masa darurat militer dahulu. Tentu saja imbasnya terhadap perekonomian masyarakat terganggu, terutama yang berada di pedesaan akibat arus listrik lumpuh total,” cerca Marzuki dengan nada gemas
Sementara itu, petugas PLN cabang Lhokseumawe, ranting Geudong kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN), Minggu (8/1) siang di TKP mengaku pihaknya baru menemukan tower tumbang hingga menyentuh tanah pukul 02.35 WIB.
“Setelah kita patroli untuk mencari dimana penyebab terjadi gangguan - ternyata di tower 354 dalam kawasan tambak,” kata Mursidin.
Akibat tumbangnya tower interkoneksi yang berjarak 40 km arah barat Kota Lhokseumawe atau 10 km arah utara Ibukota Aceh Utara, Lhoksukon, secara langsung masyarakat dari Panton Labu hingga Banda Aceh, mengalami gangguan, tambah M Nasir.
“Untuk memperbaiki secara darurat tower yang tumbang ini paling tidak memerlukan waktu seminggu. Dan, biaya satu tower pun cukup mahal yaitu mencapai satu miliar,” katanya.
Pantauan Metro Aceh, sejumlah petugas PLN diterjunkan ke TKP dibantu oleh anggota TNI. Dandim 0103 Letkol Inf Wakhyono ikut memantau situasi sambil memberikan arahan kepada anggotanya. (ags/ids/RA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Aset Pemprov Kaltim Belum Bersertifikat
Redaktur : Tim Redaksi