JAKARTA - Pertumbuhan investasi di kawasan Badan Otorita Batam dinilai melambat karena selama ini terlalu tergantung dan menunggu limpahan investasi dari SingapuraKepala Bidang Penataan Ruang Kementrian Koordinator Perekonomian, Dody Slamet Priyadi menyebutkan, kalau ketergantungan kepada Singapura tidak segera diakhiri, Otorita Batam akan sulit berkembang.
"Batam agak lama berkembang karena tergantung Singapura
BACA JUGA: Juni, Formasi CPNS Didistribusikan
Padahal, Singapura tidak mau Batam maju karena merupakan kompetitornyaBACA JUGA: Indonesia Cocoknya Federal
Kita akan cut dengan Singapura, dan mencoba kerjasama dengan Cina dan Taiwan," ungkap Dody Slamet Riyadi saat diskusi dengan tema 'Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Daerah' di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senayan, Jumat (8/5)Dody menjelaskan, Otorita Batam merupakan salah satu bentuk pengembangan wilayah dalam bentuk Free Trade Zone (FTZ)
BACA JUGA: Walikota Siantar Harus Ditahan
Selain FTZ, ada Kawasan Berikat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)Saat ini sudah ada 13 lokasi KAPETSedang untuk KEK, sudah ada 21 provinsi yang mengajukan agar daerahnya ada KEK.Bila berbagai bentuk pengembangan wilayah itu sudah berjalan, diyakini pertumbuhan ekonomi nasional yang disokong pertumbuhan ekonomi daerah bakal melajuSaat ini saja, pertumbuhan ekonomi nasional pada kisaran 4,6 persenSementara, sejumlah daerah tingkat pertumbuhan ekonominya justru lebih tinggiDi kawasan Sumatera, pertumbuhannya mencapai sekitar 5,9 persen, Sulawesi, Maluku, dan Papua mencapai 5 persen"Di Jakarta saja hanya 5,6 persen," ujarnya(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ida Beberkan Kehidupan Antasari
Redaktur : Tim Redaksi