SORONG- Peringatan 1 Desember yang diklaim sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua ke-49 di Kota dan Kabupaten Sorong kemarin berlangsung amanSekitar 5 jam lebih massa berkumpul di Aula Maranata Remu guna mendengarkan orasi politik yang intinya menuntut adanya kemerdekaan bagi masyarakat Papua.
Dimulai pukul 09.30 WIT, rangkaian peringatan 1 Desember diawali dengan doa pembuka oleh Pdt Ph Mayor dan ibadah dipimpin oleh Grj Sroyer
BACA JUGA: Polisi Kejar Kasus Dugaan Korupsi Monas
Masyarakat yang hadir larut dalam hikmat doa dengan mengenadahkan tangannya sambil menyanyikan puji-pujianPadatnya massa yang hadir membuat Aula Maranatha tidak dapat menampung semua massa sehingga banyak yang harus berdiri di teras aula
BACA JUGA: BPK Jangan Diamkan Dugaan Suap
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan 1 Desember diamankan secara intern oleh anggota Petapa (penjaga tanah Papua) yang mengenakan seragam biru tua. Mereka tampak berjaga-jaga di pintu masukDari ibadah yang berlangsung dengan tenang khidmat dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Sekretaris Dewan Adat Papua (DAP) Sorong Yoab Satfle,A.Md mewakili Ketua DAP Apolos Sewa, SH yang berhalangan hadir
BACA JUGA: Papua Kondusif, Kejora tak Berkibar
Dalam orasi politiknya, Yoab Satfle mengatakan, hanya orang Papua yang bisa membangun tanah iniHanya kemerdekaan orang Papua saja,maka orang Papua akan bangkit dan memimpin diri sendiri.“Otsus tidak,pemekaran tidak,dan orang Papua akan bangkit memimpin dirinya sendiri,”seru Yoab Satfle yang disambut dengan penuh semangat dan tepuk tangan gemuruh dari massa yang hadirMenurutnya, sejarah Papua telah ditulis dalam sejarah dunia,seperti yang ditulis dalam buku yang berjudul ‘Tindakan Pilihan Bebas dan Penentuan Nasib Sendiri’ yang ditulis oleh Prof DR Peter Drooglever.
“Jadi dalam buku ini dikatakan bahwa negara Indonesia mendirikan negara di atas negara Papua,terbukti dalam pidato Soekarno yang mengatakan ‘bubarkan negara buatan Belanda,”tambahnya seraya menambahkan Indoneisa dapat melarang bendera Bintang Kejora berkibar di tanah Papua namun demikian bendera Bintang Kejora akan tetap berkibar di hati rakyat Papua.
“Sudah berapa puluh tahun Indonesia menduduki Papua tapi sampai hari ini orang Papua tidak merasa menjadi bagian dari orang Indonesia,”ujar Yoap SatfleDi kesempatan tersebut Yoap juga menjelaskan arti bendera Bintang KejoraSeraya memegang bendera Bintang Kejora berukuran kecil, Yoap menjelaskan makna yang menggambarkan tujuh garis pada bendera Bintang Kejora itu melambangkan wilayah adat Papua, warna merah menggambarkan orang Papua ikut terlibat dalam politik Internasional, dan bintang melambangkan hanya satu Tuhan.
Dikatakan, dukungan terhadap kemerdekaan Papua mengalir dari berbagai negara terutama dari Kongres Amerika“Orang Papua memiliki hak untuk merdeka sama dengan bangsa lain di dunia, ”tukas Yoab di hadapan ratusan rakyat Papua.
Dalam orasi politiknya, Yoap juga mengatakan, perjuangan rakyat Papua tidak lagi dengan kekerasan atau secara militer,melainkan dengan mengedepankan kebenaran.“Kami tidak punya apa-apa tapi kami menjual kebenaran,dan kebenaran itu sudah tercantum dalam buku Prof DR Peter Drooglever,dan permasalahan Papua sudah menjadi persoalan internasional,” katanya.
“Mari kita bergandengan tangan dan menyerahkan dalam pergumulan Tuhan,”harapnya mengakhiri orasi politiknyaPeringatan 1 Desember ini juga dihadiri oleh Ketua LMA Malamoi Silas Ongge Kalami,MASebelumnya,dalam sambutan Ketua Panitia,Amandus Mirino,mengatakan peringatan hari kemerdekaan bangsa Papua 1 Desember kemarin diperingati di sepuluh kota besar di PapuaBahkan menurutnya dirayakan pula di berbagai negara di dunia yang memberikan dukungan terhadap rakyat Papua.
”Otsus..gagal,…solusi…re ferendum, Papua.Merdeka.!!!!”kata ketua panitia yang langsung disambut oleh ratusan pesertaSeruan berbentuk orasi tersebut pun berulang kali disampaikan oleh ketua panitia menambah semangat massa yang hadir.
Usai penyampaian orasi politik, peringatan 1 Desember dilanjutkan dengan pemutaran filmSebelumnya, direncanakan akan diputar dua film namun mengingat waktu yang dinilai tidak cukup,lantaran telah pukul 14.00 WIT akhirnya disepakati hanya menyajikan satu film yang berjudul ‘Mengapa Papua Ingin Merdeka’,
Pemutaran film ini tampaknya merupakan saat yang dinanti-nanti massaIni terlihat saat film mulai diputar, dengan antusias mereka pun langsung merengsek ke depan bahkan rela duduk di lantai untuk menyaksikan pemutaran film berdurasi sekitar 1 jam tersebutKarena tempat tidak mencukupi, sebagian pun hanya bisa menyaksikan film itu melalui jendela
Selama pemutaran film berlangsung massa dengan mimik serius mengikuti dengan seksama film yang menceritakan tentang sejarah bangsa Papua mulai dari pulau yang dinilai sebagai penuh misteri pada masa dulu hingga masuk dalam bagian Hindia BelandaDalam film tersebut juga digambarkan cerita tentang catatan sejarah pertama kali bendera Bintang Kejora berkibar setelah mendapat pengakuan dari pemerintah Belanda pada 1 Desember 1961.
Usai pemutaran film, sekitar pukul 15.00 WIT,ratusan massa pun membubarkan diri dengan tertibPantauan Koran ini, selama peringatan 1 Desember berlangsung di Aula Maranatha, satu truk pasukan Dalmas Polresta disiagakan di depan Kantor Walikota yang hanya berjarak beberapa meter dari Aula Maranatha
Guna memantau situasi, beberapa kali truk Dalmas tampak melewati Aula MaranathaSementara itu, di Mapolresta, pasukan Brimob dengan dua pagar betis disiagakanSelain itu anggota Polresta juga tampak berjaga-jaga di ruas jalan utama Kota Sorong.
Pengamanan 1 Desember dipimpin oleh Kabag Ops Polresta Sorong Kompol Harry Yudha Siregar,SIK,dan dari Kaden C Brimob Polda Papua Kompol FX Arendra W. Peringatan 1 Desember tidak mempengaruhi aktifitas masyarakat yang tetap berjalan normal seperti biasanya(reg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencuri Nekat Ajak Duel Polisi
Redaktur : Tim Redaksi