BALIKPAPAN-Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab tergelincirnya pesawat Batavia Air di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan. GM Angkasa Pura I (AP I) Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan Herry Sikado melalui Humas Angkasa Pura I Abdullah Husin menyatakan, KNKT belum menyimpulkan penyebab tergelincirnya pesawat.
"Saya belum bisa berkata apakah itu human error atau bukan, KNKT yang akan mencari sesuatu, dan KNKT yang punya ilmunya untuk itu." kata Husin saat dikonfirmasi.
Ditanya soal tim KNKT apakah sudah melakukan pemeriksaan, Husin enggan membeberkan lebih dalam. “Soal KNKT itu bisa ditanyakan ke otoritas bandara di depan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, hingga kini badan pesawat wide body (berbadan lebar) dengan nomor penerbangan Y6-883 tujuan Denpasar-Balikpapan-Huangzou Cina yang overshoot (melampaui) dan rodanya tenggelam di ujung runway Senin (12/3) lalu itu, masih berada di ujung landasan pacu 07.
"Rencana tadi pagi tapi belum berhasil. Alat yang ada tidak mampu angkat pesawat," jawabnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya masih menunggu alat pendongkrak dari Jakarta yang direncanakan akan tiba pada Rabu (14/3) siang ini. Untuk diketahui, bobot pesawat Batavia Air tersebut dalam kondisi tanpa penumpang mencapai 64,5 ton. Sementara roda belakang pesawat terbenam 30-40 cm ke aspal runway end safety area (RESA).
Diperkirakan pada sore nanti pesawat itu sudah bisa dievakuasi.”Saat ini masih menyusun peralatan untuk kita pindahkan, namun menunggu hasil penyelidikan oleh KNKT selesai,” terangnya.
“Belum tarik masih nunggu alatnya dari Jakarta. Rencananya hari ini alatnya datang, nanti akan segera dilakukan tindakan ketika alatnya sudah ada," tambah Husin.
Akibat belum ditarik, Angkasa Pura menetapkan panjang runway yang bisa dilintasi untuk penerbangan hanya sepanjang 2.040 meter dari kondisi normal sepanjang 2.500 meter.
Dia menjelaskan, kondisi di Bandara Sepinggan saat ini terpantau normal seperti hari biasa. Hanya saja ada satu pesawat yang tertunda kedatangannya yakni Batavia Air rute Surabaya-Balikpapan dengan nomor penerbangan Y6-251.
“Secara umum normal, tidak ada delay lagi kan bandara sudah dibuka,” pungkas Husin.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk kedua kalinya dalam dua tahun berturut-turut insiden pesawat mengalami overshoot terjadi di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan. Insiden pertama terjadi pada Minggu, 23 Oktober 2011 silam, dialami pesawat Lion Air dengan bobot 78 ton rute Tarakan-Balikpapan yang mengalami overshoot saat akan mendarat di Bandara Sepinggan, ketika Kota Minyak tengah diguyur hujan deras hingga akhirnya amblas di ujung landasan.
Insiden overshoot adalah, di di saat pendaratan (landing), pesawat melebihi jarak landing sehingga luncuran pesawat melebihi runway. Akibatnya, roda pesawat amblas di ujung landasan. Konstruksi runway, bagian ujung memang dibuat aspal lunak untuk mengantisipasi insiden overshoot. Pesawat akan tertahan, sehingga tidak keluar dari area bandara.
Sedangkan Senin (12/3) sekira pukul 11.35 Wita, insiden pesawat overshoot dialami Batavia Air dengan bobot mencapai 64,5 ton namun kemarin cuaca dalam kondisi cerah. Pesawat berbadan lebar dengan nomor penerbangan Y6-883 tujuan Denpasar-Balikpapan-Huangzou Cina itu overshoot dan rodanya tenggelam di ujung runway. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sebanyak 176 penumpang yang merupakan turis asal Cina dan 10 awak kabin selamat. (noq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lusa, Mochtar Mohammad Digelandang ke Penjara
Redaktur : Tim Redaksi