P2G Protes: Makan Siang Gratis Siswa Sama Saja Mengambil Jatah Guru Honorer 

Sabtu, 02 Maret 2024 – 21:35 WIB
Siswa SD termasuk yang akan menjadi sasaran program makan siang gratis. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan TKN Prabowo-Gibran bahwa rencana kebijakan makan siang gratis di sekolah akan diambil dari dana BOS dikritisi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) 

Kepala bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri menyatakan bahwa P2G tegas menolak jika rencana kebijakan makan siang gratis menggunakan dana BOS.

BACA JUGA: Ada Simulasi Makan Siang Gratis di Tangerang, Gibran: Kami Uji Coba Dulu

Dia mengatakan sebagian besar dana BOS dipakai untuk membayar gaji guru dan tenaga pendidik honorer. 

"Ini sama saja dengan memberi makan gratis siswa dengan cara mengambil jatah makan para gurunya. Sebab ada guru honorer yang hanya mengandalkan dana BOS,” ungkap Iman di Jakarta, Sabtu (2/3).

BACA JUGA: Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Timnas AMIN: Guru Honorer Siap-Siap Tidak Terima Gaji

Iman melanjutkan pada prinsipnya P2G tentu berharap anak-anak Indonesia terpenuhi kebutuhan gizinya. 

"Bicara gizi, P2G berharap gurunya juga mendapatkan asupan gizi. Itu perlu dipertimbangkan juga," sambungnya.

BACA JUGA: Istana Bahas Makan Siang Gratis Prabowo, Timnas AMIN Curiga Ada Sesuatu

Seharusnya kata Iman, skema makan siang gratis pembiayaannya tidak diambil dari anggaran pendidikan termasuk BOS dari APBN.

Sebab, dengan anggaran APBN yang sekarang saja, belum mampu mensejahterakan guru, memperbaiki fasilitas sekolah dan memajukan kualitas pendidikan kita. 

Untuk sekolah jenjang SD data BPS menunjukkan 60,60 persen ruang kelas dalam kondisi rusak pada tahun ajaran 2021/2022. Ini yang semestinya menjadi fokus perhatian pemerintah.

"Apalagi kalau harus menanggung beban makan siang gratis. Kita perlu mendiskusikan ini secara serius ketika presiden terpilih nanti sudah ditetapkan KPU,” lanjutnya.

Iman mengingatkan data menunjukkan kondisi anggaran dana BOS dari pemerintah pusat itu selalu turun tiap tahun. 

Misalnya, dari 2022 ke 2023, dana BOS berkurang hingga Rp 539 miliar.

Jadi, kalau menggunakan dana BOS, dikhawatirkan akan mengorbankan pembiayaan sektor lain yang lebih esensial dalam belanja sekolah, seperti upah guru honorer, lanjut guru swasta tersebut.

Iman menyatakan bahwa banyak Sekolah Dasar (SD) yang mengeluhkan dana BOS untuk siswa itu sendiri kurang. 

Untuk anak SD, dari dana BOS, tiap anak itu setahun Rp 900 ribu. Jika dihitung, dalam satu hari negara menganggarkan Rp 2.830 per siswa. 

"Sebenarnya sejak awal pembiayaan anak SD sudah tidak manusiawi di bawah harga satu piring nasi versi makan siang gratis, Rp 15 ribu," ujarnya.

Menurut Iman, dengan tren dana BOS yang selalu menurun, maka usulan agar makan siang gratis dari dana BOS malah menambah persoalan. Masalahnya dana BOS selalu turun setiap tahun, alih-alih makan siang gratis, sekolah malah tidak bisa membiayai apa pun.

 "Artinya untuk sepiring nasi anak sekolah seharga 15 ribu saja pemerintah belum bisa memenuhinya. Jadi, tidak bisa diambil dari anggaran BOS yang jelas-jelas kurang," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler