P2MI Tepis Anggapan Micin Bikin Bodoh

Kamis, 29 Agustus 2024 – 09:19 WIB
Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI) mengadakan edukasi berbentuk talkshow dan cooking class interaktif untuk memberikan fakta dan informasi yang benar terkait MSG. Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Masih banyak masyarakat yang menganggap Monosodium Glutamat (MSG) atau micin, dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan, seperti pemicu terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas, kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan.

Padahal, Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) menyatakan MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) kategori penguat rasa. Hal itu telah diizinkan penggunaannya dan diatur melalui Permenkes No. 033 Tahun 2012.

BACA JUGA: MSG Aman Dikonsumsi dalam Jumlah yang Wajar

"Dengan penggunaan secukupnya, aman untuk dikonsumsi, " kata ahli gizi klinik dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K & Chef Jordhi Aldyan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (28/8). 

Dia menjelaskan penggunaan MSG dalam makanan memiliki beberapa manfaat seperti membantu meningkatkan nafsu makan sehingga asupan gizi seimbang bisa lebih terpenuhi, selain itu juga sebagai strategi diet rendah garam.

BACA JUGA: Bongkar Mitos MSG, Begini Fakta Bumbu Umami yang Konon Mengganggu Kesehatan

Kandungan MSG itu terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium, dan 10% air. Kadar natrium (garam) yang terdapat dalam MSG itu juga hanya 1/3 dari kadar natrium garam dapur biasa.

"Sehingga masakan yang diberi sedikit MSG dapat mengurangi asupan natrium (garam), namun cita rasa makanan hasil masakan kita tetap terjaga kelezatannya,” ungkapnya. 

BACA JUGA: 3 Cara Mudah Mengurangi Konsumsi Micin

Selain itu, lembaga internasional yang mengkaji resiko penggunaan BTP seperti JECFA (Joint Expert Committee on Food Additive) juga menyatakan bahwa penggunaan MSG termasuk dalam kategori ADI (acceptable daily intake) atau asupan harian yang dapat diterima) sebagai not specified. Yang berarti, penggunaannya tidak dibatasi atau boleh dikonsumsi secukupnya. 

Oleh karenanya, untuk memberikan fakta dan informasi yang benar terkait MSG, Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI), yang terdiri atas PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti,dan PT Daesang Ingredients Indonesia, mengadakan edukasi berbentuk talkshow dan cooking class interaktif. 

"Selain itu juga sebagai strategi diet rendah garam, karena kelebihan asupan garam dapat berpotensi meningkatkan resiko hipertensi," kata Dia. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Oleh karena itu, penting untuk selalu bisa mengontrol asupan garam harian. 

“ Edukasi mengenai keamanan MSG  juga turut digaungkan anggota kami di P2MI melalui berbagai aktivitas sehingga masyarakat tidak lagi merasa takut menggunakan, ”ujar Ketua Asosiasi P2MI Satria Pinandita. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler