jpnn.com - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menilai rezim Joko Widodo merupakan pemerintahan yang paling hebat mengekang kebebasan berekspresi. Juru Bicara PA 212 Habib Novel Bamukmin mengatakan, hal itu terlihat dari sikap aparat kepada aktivis gerakan #2019gantipresiden Neno Warisman.
"Kami mengecam keras kejadian yang terjadi lagi, persekusi terhadap Bunda Neno Warisman dengan perjuangan dakwahnya #2019gantipresiden," kata Novel kepada JPNN.com, Minggu (26/8).
BACA JUGA: Tegang! Neno Warisman Sebut Kepala BIN Daerah Kasar
Dia juga menilai, aparat kepolisian lemah karena tidak bisa memberikan jaminan kepada warganya dalam menyampaikan ekspresinya. Bahkan, dia menyesali sikap polisi yang turut mengadang Neno.
"Aparat kepolisian juga sudah tidak netral, padahal aksi tersebut tidak melanggar konstitusi bahkan dilindungi Undang-undang 45 dan HAM internasiaonal," kata Novel.
BACA JUGA: Dewan Pakar ICMI Bela Jemaah Haji #2019GantiPresiden
Mengenai deklarasi yang ingin dideklarasikan Neno di Riau, lanjut Novel, sudah dinyatakan oleh Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum bahwa aksi itu bukan kampanye. Kedua lembaga itu, jelas Novel, menilai gerakan Neno sebagai kebebasan berpendapat.
"Namun kepanikan rezim ini membuat menghalalkan segala cara untuk menggembosi pesaingnya secara tidak sehat. Dengan begini, masyarakat makin paham penguasa mempertontonkan ketidakadilannya," jelas Novel. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Komentar Bang Ruhut soal Neno Warisman Diadang di Daerah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Sebut Neno Warisman Ditolak Warga Karena..
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga