jpnn.com, JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Presiden Joko Widodo bertemu secara tertutup di Istana Bogor, Jawa Barat pada Minggu lalu (22/4). Yusuf Muhammad Martak dari PA 212 yang ikut dalam pertemuan itu memastikan inisiasi untuk bertemu muncul dari presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi tersebut.
Yusuf menuturkan, PA 212 dalam posisi diundang oleh pihak istana. Semua perwakilan PA 212 yang ikut pertemuan dengan Jokowi juga tidak diizinkan membawa handphone.
BACA JUGA: Dibonceng Jokowi, Andik Vermansah Minta Dibawa ke Pelaminan
“Semua handphone tidak diperkenankan dibawa masuk. Berarti sepakat secara tidak tersirat bahwa tidak ada foto dan tidak ada rekaman," kata dia Yusuf dalam jumpa pers di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).
Lebih lanjut Yusuf menceritakan, Jokowi pada pertemuan itu menanyakan keluhan dan gugatan-gugatan PA 212. Jokowi, kata Yusuf, juga menanyakan soal penghinaan yang dialamatkan ke pemerintah.
BACA JUGA: PSI: Hoaks Ancaman Terbesar Jokowi
“Kemudian beliau meminta kepada fotografer yang sedang ada di depan untuk berhenti mengambil gambar, agar lebih fokus,” tambahnya.
Karena itu Yusuf memastikan Jokowi menginginkan pertemuan itu benar-benar dirahasiakan. Sedangkan PA 212 tak mempersoalkan apakah pertemuan itu akan dilakukan secara terbuka atau tertutup.
BACA JUGA: Bandingkan TKA dengan TKI, Menaker: Siapa Menyerbu Siapa?
“Jadi bukan kami yang minta tetutup. Kami tidak pernah melakukan suatu permintaan mau tertutup atau terbuka. Pertemuan bagi kami selanjutnya sama," tegas dia.(mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Ungkap Alasan Pilih Idrus Marham Jadi Mensos
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan