Pabrik Beras Modern Katrol Produktivitas

Selasa, 12 Agustus 2014 – 01:54 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian menjadi salah satu solusi meningkatkan produksi. Itu yang membuat PT Lumbung Padi Indonesia (LPI) mendirikan fasilitas terpadu pengolahan gabah dan beras modern di Mojokerto. Pabrik beras modern pertama di Jatim itu mulai produksi pada September mendatang.

Preskom PT Lumbung Padi Indonesia (LPI) Rachmat Gobel mengatakan, pabrik tersebut dilengkapi fasilitas pengolahan pascapanen. Itu dimaksudkan untuk mendorong peralihan pertanian tradisional (subsistence farming) menjadi pertanian perusahaan (commercial farming).

BACA JUGA: Ertiga Dominasi Penjualan Suzuki

’’Dengan teknologi dari Jepang, kami mampu mengoptimalkan seluruh hasil panen padi dari petani menjadi beras kualitas premium dengan tingkat broken di bawah 5 persen. Dengan begitu, secara langsung petani akan menikmati peningkatan kesejahteraan dan pendapatan,’’ kata Rachmat setelah bertemu dengan Gubernur Jatim Soekarwo di Surabaya akhir pekan lalu.

Chairman Panasonic Gobel Group itu menyebut, inovasi teknologi modern diharapkan bisa membantu pemerintah mencapai program nasional swasembada dan ketahanan pangan. Kebutuhan beras Indonesia dipenuhi dari hasil pengolahan lahan pertanian padi seluas 11 juta hektare dengan produksi 71 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 45 juta ton beras.

BACA JUGA: Penjualan Daihatsu Sudah Tembus 100 Ribu Unit

Namun, penurunan lahan pertanian mengakibatkan produksi padi belum mampu memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat bagi 250 juta penduduk. ’’Akibatnya, impor beras sering dijadikan solusi,” tuturnya.

Menurut Rachmat, pengurangan kadar kehilangan butir rata-rata proses pascapanen secara nasional 19,92 persen. Jika secara nasional menggunakan teknologi yang sama, kadar butir yang bisa diselamatkan mencapai 4,97 juta ton GKG atau setara 3,23 juta ton beras. ’’Indonesia tidak perlu melakukan impor beras,” ujarnya.

BACA JUGA: IHSG Berpotensi Naik di Awal Pekan

Investasi pabrik baru itu mencapai USD 27 juta. Pabrik yang berada di Desa Jasem, Mojokerto, tersebut seluas 5 hektare. Pada tahap pertama, mereka mampu menyerap 150 ribu ton gabah kering panen (GKP) per tahun. Pada tahap selanjutnya, kapasitasnya akan ditingkatkan untuk mampu menyerap GKP 250 ribu ton per tahun.

’’Kapasitas produksi sekitar 150 ribu ton per tahun hanya 1 persen dari total produksi padi di Jatim per tahun. Selama ini tidak semua padi yang dihasilkan petani dapat terserap rice mills kecil existing. LPI akan merangkul dan membangun kemitraan dengan rice mills kecil di sekitar lokasi. Sebab, kami memanfaatkan kulit padi yang dihasilkan rice mills-rice mills kecil untuk diolah menjadi sumber energi alternatif,” jelasnya.

Menurut dia, untuk jangka panjang, akan dibangun fasilitas proses produk samping. Di antaranya, beras menir kualitas ekspor, tepung beras bermutu, bubuk bekatul siap saji, sari minyak bekatul, produk makanan ringan dari bahan dasar beras, hingga pembangkit listrik berbahan bakar sekam (husk power plant).

Gubernur Soekarwo menyambut positif pembangunan pabrik beras yang menggunakan teknologi modern. Keberadaan pabrik dinilai sangat tepat karena gabah hasil panen akan menjadi beras berkualitas premium tanpa zat tambahan. ’’Pendirian pabrik ini juga memberikan stimulasi untuk melakukan inovasi teknologi outfarm,” ujarnya. (res/c7/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelni Peringatkan Penumpang Bandel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler