Pabrik Cokelat Dunia Dirikan Pusat Penelitian di Sulsel

Sabtu, 18 November 2017 – 21:57 WIB
Wapres Jusuf Kalla saat peletakan batu pertama Pusat Penelitian Kakao di Pangkep. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PANGKEP - Mars Syimbioscience Indonesia, anak perusahaan Mars. Inc, perusahaan cokelat ternama di dunia akan mendirikan Pusat Penelitian Kakao atau Cacao Research Center di Indonesia.

Ini akan menjadi pusat penelitian kedua terbesar di Indonesia. Pusat penelitian ini didirikan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

BACA JUGA: Mentan Mendadak Kumpulkan Jajaran TNI, Ini Pesan Khususnya

Peletakan batu pertama pusat penelitian itu dilaksanakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada Sabtu (18/11).

Hadir juga Frank Mars, Board of Director Mars. Inc.

BACA JUGA: Mentan Sedang Pidato, Warga Pilih Lari ke Belakang Panggung

"Suatu ekonomi akan berjalan dengan baik apabila selalu ditingkatkan nilai tambahnya dan produktivitasnya. Salah satu inti peningkatan produksi itu adalah penelitian dan juga tentu melaksanakan hasil penelitian itu. Oleh karena itulah kemajuan baru berarti apabila kita bersama-sama memahami bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat," kata Wapres dalam sambutannya di acara itu.

Pusat Penelitian Kakao Pangkep melengkapi fasilitas serupa yang sebelumnya berada di Tarengge, Sulsel, yang dibangun pada 2010 lalu.

BACA JUGA: Lahan Tidur Soppeng Harus Dibangkitkan Untuk Pertanian

Melalui hasil penelitian itu akan ditingkatkan perluasan jaringan komoditas kakao Mars ke lima lokasi secara global selain Brasil, Ekuador dan Amerika Serikat.

Dengan investasi Mars sebesar USD 4 juta atau setara Rp 50 miliar Pusat Penelitian Kakao di Pangkep ini akan menempati area seluas 95,2 hektar.

JK sapaan karib Jusuf Kalla yakin dengan lahan luas itu, jumlah produktivitas kakao melalui Mars akan meningkat.

Pasalnya, saat ini produktivitas kakao Indonesia masih terbilang rendah dibanding negara lain seperti Ghana dan Brasil.

"Kalau negara-negara itu bisa 2 ton per hektar, kita baru sekitar 600-700 kg per hektar. Artinya kita masih punya kesempatan dengan mudah untuk menaikkan hasil. Sekiranya sudah mencapai 2 ton, kita tidak bisa naikkan lagi. Tapi justru karena masih di bawah kita punya kesempatan meningkatkannya," tegas JK.

Sementara itu Mars mengatakan, kakao adalah bahan utama untuk produk perusahaannya karena itu melalui penelitian tersebut mereka akan meningkatkan kualitasnya di Indonesia.

Menurut Organisasi Kakao Internasional, produksi kakao Indonesia telah menurun 47 persen selama 7 tahun terakhir.

Karena itu dibutuhkan penelitian untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya.

"Produksi kakao menurun. Jika Mars tidak segera mengubah kondisi ini maka tidak akan ada lagi petani kakao. Kemudian kakao akan punah," tutur Mars. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Tantang Akademisi Genjot Daya Saing Ternak Lokal


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler