Pabrik Rokok Sogok Pusat Penelitian di Thailand dan Tiongkok

Untuk Memanipulasi Dampak Rokok

Rabu, 24 Desember 2008 – 06:48 WIB
BANGKOK – Peneliti kesehatan masyarakat mengungkap data mengejutkan perihal taktik licik perusahaan tembakau ternama Inggris Philip Morris mempengaruhi kebijakan anti rokok di Asia kemarin (23/12)Sasarannya Thailand dan Tiongkok

BACA JUGA: Cairkan Hubungan dengan Diplomasi Panda

Dua negara itu diyakini konsumen rokok  terbesar di Asia
Peneliti dari University of Sydney dan University of Edinburgh mengungkap, perusahaan itu menyusupkan ilmuwan ke pusat penelitian Chulabhorn, Thailand untuk mempengaruhi para peneliti agar tak terlalu sering mengumbar dampak buruk  rokok ke publik.              

Di Tiongkok, mereka dicurigai menyogok Yayasan Liver Beijing agar tutup mulut soal bahaya rokok dan mengalihkan perhatian sepenuhnya pada penyakit saja, seperti penyakit liver

BACA JUGA: Bingkisan Natal dari Tahi Keledai

Perusahaan juga memanfaatkan yayasan itu untuk melobi kementrian kesehatan Tiongkok untuk mencegah penerbitan undang-undang bebas rokok.
’’WHO (World Health Organization) pasti menyesali prilaku tak etis perusahaan tembakau yang menyusup ke organisasi penelitian dan ikut mempengaruhi proses dan hasil penemuan organisasi-organisasi itu,’’ kata Edouard Tursan d'Espaignet, seorang epidemiologist di Prakarsa Bebas Tembakau WHO kepada Associated Press.

Menurut Ross MacKenzie dari University of Sydney dan Jeff Collin dari University of Edinburgh, ilmuwan Philip Morris Roger Walk bahkan leluasa ceramah dan mengatur konferensi di pusat penelitian Chulabhorn sejak 1990-an hingga 2006
Menurut peneliti, ini membuat Philip Morris makin dekat dengan penguasa dan kaum ilmuwan untuk memuluskan misinya mengurangi ancaman terhadap bahaya rokok.

Menelaah dokumen perusahaan, peneliti menemukan bukti bahwa perusahaan menyediakan pelatihan khusus bagi industri, pegawai publik dan media untuk menyebarkan pesannya bahwa rokok bukanlah sumber utama polusi

BACA JUGA: Rajin Melawat, Koleksi Perhiasan Condi Berlipat

Perannya tak signifikan’’Penemuan kami menunjukkan, meskipun industri rokok mengaku bertanggung jawab dan menjadi bagian solusi epidemik global tembakau, disisi lain, ada konflik fundamental antara kepentingan perusahaan tembakau dan kesehatan masyarakat,’’ kata Monique EMuggli dari Mayo Clinik, Tiongkok.

Namun juru bicara perusahaan tembakau Inggris Amerika, Catherine Armstrong, mengatakan, sangat tidak logis perusahaan berbuat demikianPerusahaan, katanya, tak mengkin mengalihkan isu-isu penyakit yang disebabkan oleh rokok.

Dari data WHO, Sekitar 30 persen perokok aktif didunia adalah TiongkokSepuluh persen lainnya, IndiaThailand malah meningkat tajamPengonsumsi rokok meningkat dua kali lipat dibandingkan 1972Pada 2004 menghabiskan 42 miliar batang rokok. (ape)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Obama Segera Rilis Konfirmasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler