Pabrik SMGR Beroperasi, Hambatan Pembangunan Teratasi

Jumat, 06 April 2012 – 09:39 WIB

TUBAN - Hambatan hambatan pelaksananaan pembangunan terus dikikis oleh pemerintah. Salah satunya, pemenuhan kebutuhan semen di tanah air. Ini seiring siap beroperasinya dua pabrik Semen Gresik Group(SMGR).

Selama ini, banyak daerah kekurangan pasokan semen. Dengan tambahan pasokan dari Semen Gresik ini, pembangunan infrastruktur akan lancar. Dampaknya perekonomian semakin bertumbuh," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan usai melihat uji coba penyalaan api di tanur putar pabrik baru PT Semen Gresik Tbk Tuban IV di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Tuban, Kamis (5/4).

Kapasitas produksi nasional semen tercatat 54 juta ton. Serta, hasil produksi 44 juta ton. Jika tidak ada tambahan kapasitas dalam 3 tahun kedepan semen menjadi langka. "Kita harus menghilangkan hambatan pembangunan," tambah Dahlan.

Pabrik Tuban IV berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. Dan, bisa dimaksimalkan sampai 3 juta ton. Fire on rencananya akan berlangsung selama empat hari. Kemudian dilanjutkan dengan heating up. Pada pertengahan April ini, juga akan dilakukan feeding. Diharapkan, akhir bulan ini, perseroan berkode emiten SMGR itu sudah bisa mengoperasikan pabrik senilai USD 304 juta itu secara penuh.

Beroperasinya pabrik itu akan menambah kapasitas produksi perseroan menjadi 22,5 juta ton per tahun. "Untuk pabrik Tonasa V, kami perkirakan beroperasi pada kwartal II tahun ini. Sehingga, kapasitas produksi perseroan hingga akhir tahun ini mencapai 25 juta ton per tahun," tambah Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto."

SMGR Group sendiri terdiri dari tiga perusahaan pelat merah bidang semen. Selain Semen Gresik, anggota holding adalah Semen Tonasa dan Semen Padang.

Selama 2011, kinerja perseroan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 14,22% menjadi Rp16,36 triliun. Tahun 2010, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp14,34 triliun. Laba bersih naik 7,9 persen dari Rp3,66 triliun pada 2010 menjadi Rp3,95 triliun tahun lalu .

 Laba usaha perseroan juga meningkat dari Rp4,51 triliun di 2010 menjadi Rp4,89 triliun pada 2011. "Laba per saham tahun 2010 tercatat Rp613. Tahun 2011 naik menjadi Rp 662," pungkas Dwi. (dio)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Temasek Dianggap Manfaatkan Situasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler