Pagi Itu Audrey Muntah - muntah

Rabu, 10 April 2019 – 10:41 WIB
Sedih. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, PONTIANAK - Audrey, siswi SMP di Pontianak, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan 12 siswi SMA pada Jumat (29/3) lalu. Pihak keluarga korban tetap akan menempuh jalur hukum.

Mereka berharap para pelaku benar-benar ditindak dan mendapat efek jera agar tak ada lagi korban-korban selanjutnya.

BACA JUGA: Hotman Paris Turun Tangan Bahas Kasus Penganiayaan Audrey

Wajah AU masih tampak pucat, Selasa (9/4). Meski masih terbaring lemah di salah satu RS di Kota Pontianak, sesekali ia melempar senyum kepada tamu yang datang. Suasana di ruang rawat inap itu cukup ramai.

Pihak keluarga dan kerabat silih berganti datang memberi dukungan. Tertulis di depan pintu, "hanya keluarga yang boleh masuk".

BACA JUGA: Kondisi Terkini Audrey, Siswi SMP di Pontianak yang Dianiaya 12 Remaja Putri

Kedatangan Pontianak Post (Jawa Pos Group) disambut sang ibu Liliek Mailani. Menurutnya apa yang menimpa anaknya ini sebenarnya juga pernah dirasakan oleh korban-korban yang lain.

BACA JUGA: Terduga Pelaku Penganiaya Audrey Santai Buat Video Boomerang di Kantor Polisi

Audrey (14), siswa SMP korban pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh 12 siswa SMA terbaring di rumah sakit. Foto: SHANDO SAFELA/PONTIANAK POST/JPNN.com

Hanya saja sebelumnya tidak ada yang berani berbicara. Termasuk AU sendiri, yang awalnya sempat diancam agar tidak melapor ke siapapun.

"Anak saya juga sempat dalam pengancaman para pelaku itu, jangan dilaporkan kalau dianiaya baik ke orang tua atau saudara. Anak saya dalam tekanan," ucapnya.

Namun akhirnya cerita itu terbongkar lima hari kemudian, Rabu (3/4). Diawali muntah-muntah saat pagi hari, AU akhirnya bercerita ke sang ibu, apa penyebab dari sakitnya tersebut. Dari sanalah kemudian diketahui semua kejadian yang menimpa siswi kelas 8 SMP itu.

BACA JUGA: Beri Tanda Tanganmu untuk Petisi Justice for Audrey, Klik Ini

Atas kejadian ini pihak keluarga tetap akan menempuh jalur hukum. Apalagi AU menurutnya tidak kenal dan sebelumnya tidak pernah berurusan dengan para pelaku.

"Kami tetap melanjutkan proses hukum, laporan di Polresta sudah kemarin, kami di sana dulu, kalau memang lambat juga kami naikan ke Polda," ungkapnya.

Liliek berharap ke depan, jangan sampai terjadi lagi korban seperti AU yang lain. Meski ia mengaku tidak tega jika para pelaku ini dihukum, tapi yang paling penting ia menekankan harus ada efek jera.

Apalagi dari informasi yang didapatkannya para pelaku sudah sering melakukan tindak kekerasan. Membuat geng yang sering meneror para pelajar wanita.

"Mereka (pelaku) ini pergaulannya sudah luas, saya sudah dengar mereka begini begitu, jadi banyak sekali simpatisan yang pernah dibantai sama mereka datang ke sini," ujarnya.

Yang pasti semua proses akan ia serahkan ke penegak hukum. Apapun hasilnya pihak keluarga tetap akan menerimanya. "Tetap serahkan ke pihak berwajib dan kami tidak mau damai," ucapnya.

BACA JUGA: Gadis Pelajar SMP Pontianak Dikeroyok 12 Siswi SMA Gara-Gara Komen di Medsos

Sementara untuk kesehatan sang anak ia mengaku secara fisik mulai pulih. Hanya menyisakan trauma yang cukup mendalam, sehingga korban terus didampingi oleh psikolog untuk proses penyembuhannya. (bar)

Kronologis kasus Audrey:

1. Kejadian pengeroyokan terjadi, Jumat (29/3) sore

2. Usai kejadian, Jumat (29/3) malam korban muntah-muntah, namun tidak berani bercerita karena diancam pelaku

3. Korban akhirnya bercerita kepada orang tuanya, Rabu (3/4)

4. Kamis (4/4) korban dan pihak keluarga mengadu ke Polsek Pontianak Selatan dan visum

5. Senin (8/4) korban dan pihak keluarga membuat laporan ke Polresta Pontianak

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nikita Mirzani Sampai Gemetaran Baca Justice for Audrey


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler