Paham Konstitusi dan Hukum, Yusril Dianggap Sosok Ideal Sebagai Cawapres

Rabu, 03 Mei 2023 – 13:23 WIB
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menerima kedatangan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Kamis (6/4). Aristo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Fahri Bachmid menilai calon presiden atau wakil presiden pada 2024 sepatutnya sosok yang paham serta menguasai konstitusi. Fahri menganggap Yusril Ihza Mahendra merupakan sosok yang ideal sebagai bakal calon wakil presiden.

Menurut dia, cawapres berlatar belakang hukum tata negara agar mekanisme pengelolaan pemerintahan berjalan benar dan tepat.

BACA JUGA: Bertamu ke PAN, Yusril Bahas Hal Menggelitik, Bikin Penasaran Sekaligus Deg-degan

"Aspek ini sangat elementer serta merupakan sebuah keniscayaan untuk hadirnya sosok yang memahami hakikat bernegara serta bagaimana mengelola sebuah negara," kata Fahri Bachmid, Selasa (2/5).

Secara konstitusional, demokrasi dan nomokrasi adalah prasyarat mutlak. Demokrasi dari waktu ke waktu selalu mendapat atribut tambahan. Seperti welfare democracy, people democracy, social democracy, participatory democracy, dan lain-lain.

BACA JUGA: Setelah Jamu Yusril dan Hary Tanoe, Prabowo Kini Kedatangan Ketum PAN

"Gagasan demokrasi yang paling ideal di zaman modern ini adalah gagasan demokrasi yang berdasar atas hukum constitutional democracy," ujar Fahri Bachmid.

Secara teoritis, demokrasi berlandaskan atas hukum atau nomokrasi. Nomokrasi sebagai konsep mengakui bahwa yang berkuasa sebenarnya bukanlah orang, melainkan hukum atau sistem itu sendiri.

BACA JUGA: Setelah Menerima HT dan Yusril, Prabowo akan Menjamu Zulhas di Kertanegara

"The rule of law and not of man. Pemerintahan oleh hukum, bukan oleh manusia, jadi hakikatnya hukum sebagai benchmarking yang harus dijadikan rujukan oleh semua pihak, termasuk yang kebetulan menduduki jabatan kepemimpinan itu," kata Fahri Bachmid.

Untuk itu, kata Fahri, pascareformasi, perlu seorang teknokrat yang memahami sistem dengan kemampuannya. Konsep pemahaman ini agar nantinya dalam membentuk pemerintahan, secara derivatif, sang kepala negara atau wakil kepala negara dapat memainkan peran-peran penting secara konstitusional dalam mewujudkan sistem pemerintahan presidensial secara proporsional.

Saat ini, ada sejumlah nama pakar tata negara yang menghiasi peta hukum Indonesia. Fahri menyebut salah satu nama yang bisa memahami konsep konstitusi di atas adalah Yusril Ihza Mahendra.

Apalagi Yusril tampak bersama Prabowo Subianto selama dua hari berada bersama-sama di Batusangkar, Sumatera Barat akhir bulan lalu.

"Yusril Ihza Mahendra sangat dibutuhkan dan tepat untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden. Dari segi pengalaman, pengetahuan, pendidikan, dan lain-lain yang telah bersentuhan dengan dunia politik dan pemerintahan sejak 1992 sampai dengan saat ini, selama perjalanan karirnya, sosok Prof Yusril telah banyak memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara, khususnya dalam perkembangan hukum tata negara, dan kepemerintahan dan menjadi negarawan yang mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya," terang dia.

Yusril mengawali perjalanan karirnya di Istana Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie. Yusril juga menjadi bagian penting dalam perjalanan politik bangsa Indonesia.

"Dengan demikian, saya memandang, Prof Yusril sebagai problem solver atas masalah kebangsaan kontemporer saat ini. Sekaligus sebagai reformer untuk menata dan memperbaiki sistem ketatanegaraan Indonesia ke arah yang lebih baik dan maju ke depan sebagai sebuah negara besar," kata dia.

Di sisi yang lain, stabilitas nasional merupakan syarat mutlak untuk melakukan pembangunan ekonomi serta penataan negara di segala bidang.

Secara akademis, lanjut Fahri, stabilitas politik itu hanya akan tercipta jika dua kekuatan politik nasional bersatu dan saling bekerja sama secara konstruktif, yakni nasionalis dan Islam.

Fahri menilai mustahil jika hanya yang satu berkuasa dan yang lain dipinggirkan.

Menurut dia, dua golongan itu akan tetap ada sebagai sebuah fakta sosial dan politik, sembari menghormati dan menghargai keragaman etnik, adat, dan budaya serta agama-agama yang hidup dan berkembang di tanah air.

"Untuk itu, kehadiran Prof. Yusril Ihza Mahendra dalam poros koalisi apa pun merupakan sebuah sintesis dalam memaknai kepemimpinan nasional ini sebagai representasi dari kelompok islam yang tentunya sangat signifikan untuk menentukan arah perjalanan bangsa dan negara ini ke depan," kata Fahri Bachmid. (Tan/JPNN)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Bertemu Yusril Kurang dari Sejam, Bahas Soal Pemilu


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler