jpnn.com - SEMARANG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno menjelaskan bahwa nilai kepahlawanan untuk konteks saat ini adalah rela berkorban ikut mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
"Nilai utama kepahlawanan adalah rela berkorban, sehingga kalau berbicara tentang kemiskinan dan kebodohan, tentu kita harus bisa berkorban ikut berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan di Jateng," kata Sumarno seusai mengikuti dialog interaktif di Studio TVRI Semarang, Kamis (9/11).
BACA JUGA: Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jateng Diprediksi Terus Meroket Menjelang Pilpres 2024
Sumarno mengatakan semangat pengorbanan yang diteguhkan oleh para pahlawan dalam melawan penjajah perlu ditanamkan kepada generasi sekarang.
Adapun semangat pengorbanan yang bisa diimplementasikan saat ini, mulai dari meluangkan waktu belajar dan tidak sering bermain gadget, peduli terhadap sesama, berkontribusi menurunkan kemiskinan, dan sebagainya.
BACA JUGA: Meski Tren Pengangguran Menurun, Pemprov Jateng Terus Genjot Program Pendidikan Vokasi
Menurut dia, dalam penanganan kemiskinan dan mencerdaskan anak bangsa, Pemprov Jateng tidak dapat berjalan sendiri. Namun, hal itu membutuhkan keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan anak bangsa.
Penanganan kemiskinan tidak bisa hanya dari sisi pemerintah, tetapi butuh kolaborasi dari stakeholder, dari masyarakat, dunia usaha, dan sebagainya.
BACA JUGA: TBIG Pasok 160 Tangki Air Bersih ke Wilayah Terdampak Kekeringan di Jateng
Wakil Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jateng Rofi Suud mengatakan pengorbanan untuk kebaikan, termasuk untuk kecerdasan bangsa, itu tidak mudah.
Oleh karena itu, para pemuda bangsa Indonesia harus didorong berbuat
Karenanya, para pemuda bangsa Indonesia harus didorong untuk berbuat kebaikan sesuai dengan ilmu dan keahliannya.
Salah satunya mampu mengibarkan bendera Merah-Putih di berbagai ajang olimpiade atau kompetisi. Baik itu di olimpiade ilmu pengetahuan atau sains, maupun olahraga.
Menurut dia, pahlawan masa kini bisa di mana saja. Dia menyebut, warga negara Indonesia yang menjadi juara di bidang sepak bola tingkat Asia ataupun dunia adalah pahlawan.
"Kita mempunyai ilmu, maka berlatih dan berbuatlah dengan baik tanpa pamrih hingga akhirnya bisa mengibarkan bendera di mana saja atau di tingkat nasional maupun internasional. Itulah pahlawan-pahlawan masa sekarang, termasuk ada pelajar SMA dari Indonesia yang juara sinematografi tingkat dunia," kata Rofi. (jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi