Pajak Kayu Log Bikin Ekspor Mebel Stagnan

Minggu, 04 September 2016 – 01:52 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Semarang

jpnn.com - SURABAYA – Kinerja industri mebel dan kerajinan di Jawa Timur menunjukkan catatan yang cukup bagus. Pada semester pertama lalu, mebel dan kerajinan mengalami pertumbuhan ekspor 6,11 persen.

Pertumbuhan itu salah satunya disebabkan karena meningkatnya permintaan dari pasar Amerika Serikat dan Eropa. Besarnya sekitar 10-15 persen.

BACA JUGA: Dengan Kartu Ini, Urusan Karyawan PLN Kian Mudah

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur Nur Cahyudi mengatakan, nilai ekspor mebel dan kerajinan dari Jatim pada paro tahun ini mencapai Rp 630,5 juta.

Pada periode yang sama tahun lalu, nilainya hanya USD 504,2 juta. Separuh nilai ekspor mebel dan kerajinan asal Jatim  disumbang pasar AS. Sementara itu, pasar Eropa berkontribusi sekitar 30 persen.

BACA JUGA: Pelopori Motor Listrik, Honda Luncurkan EV Neo

’’Pasar Amerika Serikat terus bertumbuh sebab imigran terus datang sehingga mendorong permintaan mebel,’’ terangnya.

Meski demikian, Nur Cahyadi memproyeksi nilai ekspor mebel dan kerajinan nasional hingga akhir tahun akan stagnan di kisaran USD 1,8 miliar.

BACA JUGA: Dari 28 Ribuan Ikut Tax Amnesty, Mayoritas Wajib Pajak Baru

Hingga akhir Agustus, nilai ekspor mebel dan kerajinan nasional mencapai USD 1,2 miliar. Artinya, target nilai ekspor USD 2,5 miliar yang dipatok Kementerian Perdagangan diprediksi tak tercapai.

Salah satu penyebab stagnansi nilai ekspor adalah berkurangnya modal kerja akibat pemberlakuan pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk bahan baku kayu mebel dan kerajinan sebesar sepuluh persen.

’’Awalnya, hanya kayu yang berbentuk kotak kena PPN. Tetapi, sekarang kayu log juga kena pajak,’’ imbuh Bendahara HIMKI Jatim Chairil Muchtar.

Industri juga terkendala fluktuasi harga bahan baku kayu. Kenaikan harganya setiap tahun 10–15 persen. ’’Padahal, produsen susah menaikkan harga jual mebel dan kerajinan dari kayu,’’ terang Choiril.

Selesainya pembangunan infrastruktur pelabuhan ekspor di kawasan timur Indonesia diprediksi berpengaruh terhadap nilai ekspor mebel dan kerajinan Jawa Timur.

Alasannya, ekspor mebel asal Sulawesi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua saat ini masih dilakukan dari Surabaya. Industri mebel Papua saat ini bertumbuh pesat berkat limpahan pasokan kayu merbau dan matoa yang sangat diminati pasar internasional. (vir/c19/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat DJP Nilai Masyarakat Salah Pahami Tax Amnesty


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler