Pak Ahok, Rakyat Bukan untuk Diinjak-injak Martabatnya

Rabu, 04 Mei 2016 – 04:57 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang arogan serta semena-mena dalam mengambil kebijakan tanpa memperdulikan rakyat kecil, telah mengenyampingkan nilai-nilai demokrasi serta pancasila. Padahal demokrasi dan pancasila merupakan landasan serta pedoman hidup di Indonesia.

Begitu dikatakan Ketua Umum Badan Relawan Nusantara, Edysa Girsang dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi RMOL, Selasa (3/5).

BACA JUGA: Usung Risma-Djarot, PDIP Diprediksi Bakal Rugi

Menurutnya, sejak menduduki posisi gubernur, sejumlah kasus yang merugikan masyarakat, utamanya menengah ke bawah kerap terjadi. Misalnya, penggusuran yang dilakukan tanpa sosialisasi.

"Banyak kasus-kasus penggusuran hampir diseluruh wilayah ibukota tanpa pendekatan yang humanis pada masyarakat yang akan digusur atau relokasi. Ahok selalu mengambil langkah kekerasan dengan melibatkan aparat kepolisian bahkan TNI guna menertibkan masyarakat," terang Edysa.

BACA JUGA: Cerita Sekda Dikepung Warga Luar Batang

Dia tegaskan, tindakan yang dilakukan Ahok sama sekali tidak mencerminkan sosok pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan dengan etika dan manusiawi.  

"Tidak salah jika gerakan-gerakan sosial dari berbagai elemen masyarakat antiAhok bermunculan secara massif. Aksi demontrasi dari Jakarta Utara menuju Balaikota Jakarta merupakan bentuk amarah warga yang memuncak karena merasa hak-haknya sebagai warga negara telah dirampas dengan semena-mena,”sambungnya.

BACA JUGA: Sekda Bantah Bawa Rp 1 Miliar ke Luar Batang

Sebagai sosok seorang pemimpin di ibukota, Ahok seharusnya mampu merangkul warganya dengan pendekatan muswarah dan mufakat. Sayangnya, sikap seorang pemimpin seperti itu justru tak dimilikinya.

Badan Relawan Nusantara yang terlibat dalam gerakan rakyat Jakarta Utara ini menilai, gaya memimpin Ahok bisa menjadi momok di Indonesia. Dia merupakan satu-satunya kepala daerah yang dengan jelas dan berani menginjak-injak martabat rakyat. 

"Rakyat itu adalah yang dimaksud dalam UUD 1945 untuk dilindungi, dipelihara, diajak maju hingga sejahtera, bukan untuk disakiti hatinya, diinjak-injak martabatnya, dan ditindas yang mengatasnamakan pembangunan demi kepentingan kaum pengusaha besar-pemodal,” demikian pria yang biasa disapa Eq ini. (rmo/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Yusril Disiram Cat Kuning di Bidaracina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler