jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama diminta introspeksi diri. Pasalnya, masyarakat mulai jengah dengan kebijakan-kebijakan pria yang akrab disapa Ahok itu dan tak takut-takut lagi melakukan perlawanan.
Insiden penolakan warga Koja, Jakarta Utara atas kehadiran Ahok dalam acara peresmian RPTRA kemarin jadi indikasi yang jelas bahwa masyarakat sudah benar-benar kesal dengan kebijakan penggusuran warga miskin sang gubernur.
BACA JUGA: Tragis..Gara-gara Gadget, ABG Pilih Akhiri Hidup Pakai Dasi Sekolah
”Jika tidak ada perbaikan terhadap kebijakan Pemprov DKI yang menyengsarakan rakyat, penolakan-penolakan seperti di Jakarta Utara diyakini akan terus terulang,” ujar Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto, Jumat (27/5).
Dia juga mengatakan, kebijakan Pemprov DKI selama ini hanya berjalan searah, tanpa proses komunikasi dengan masyarakat. Penggusuran dilaksanakan melalui cara kekerasan, dengan melibatkan aparat TNI dan Polri. Kondisi ini dilihat sebagian warga sebagai bentuk penindasan oleh penguasa terhadap rakyatnya.
BACA JUGA: Ahok Ditolak, Djarot Diteriaki "Maju Terus"
Sehingga, bermunculan lah benih-benih perlawanan, yang semakin lama semakin membesar. ”Insiden penolakan warga Jakarta Utara ini hanya salah satu saja. Karena informasinya, di wilayah lain seperti Jakarta Timur dan Jakarta Selatan serta Jakarta Barat, juga ada penolakan dari warga. Jadi saran saya, hentikanlah kebijakan keras, ganti dengan kebijakan komunikasi,” tuturnya.
Seperti diketahui, terjadi insiden penolakan warga terhadap kehadiran Gubernur Ahok. Biasanya peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di wilayah Jakarta, tak pernah absen dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan, peresmian RPTRA di Kepulauan Seribu pun tak luput dihadiri mantan Bupati Belitung Timur ini. (wok/dil/jpnn)
BACA JUGA: Duh! Ketua RT/RW Ancam Boikot Pilkada DKI
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Sebut Sandiaga Uno sebagai Pelaris
Redaktur : Tim Redaksi