jpnn.com, JAKARTA - Kubu pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sudah membantah adanya kontrak Jakarta Bersyariat yang diisukan belakangan ini jelang pilkada putaran kedua.
Namun, isu itu masih terus berkembang. Bahkan sampai dengan munculnya spanduk-spanduk Jakarta Bersyariat.
BACA JUGA: Tolak Ahok-Djarot, Ulama PPP Jatim Keluar dari Partai
Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga Airlangga Pribadi Kusman isu itu masih muncul karena Anies terkesan membiarkan kelompok-kelompok di barisan pendukungnya kerap memunculkan isu agama di Pilkada Jakarta 2017.
“Selama ini kita tidak pernah mendengar statement Mas Anies menyetop kondisi (isu agama) demikian. Atas nama pragmatisme politik dan sekedar memanjakan kepentingan kelompok-kelompok pendukungnya, hanya untuk sekadar menang,” ujar Airlangga saat dihubungi.
BACA JUGA: Ahok: Kamu Mau Kalau Nyolong Potong Tangan?
Hal tersebut menurut Airlangga justru membuat batasan-batasan, hubungan-hubungan sosial di masyarakat, dan berpotensi memecah belah.
Termasuk tidak baik untuk memajukan demokrasi. “Kita ingin kan Jakarta menjadi Jakarta yang selain pemerintahnya berkomitmen terhadap keadilan, juga berkomitmen terhadap keadaban, nilai toleransi,” katanya.
BACA JUGA: Pak Djarot Serukan Kampanye Gembira dan Santun
Jika terus melakukan itu, menurut Airlangga, Anies bisa diduga telah melakukan blunder.
“Ya blunder. Blunder dalam artian bahwa dia akan tercatat menjadi tokoh politik yang kemudian mengesampingkan komitmen awal dia tentang kebhinekaan dan tenun kebangsaan,” ujar Airlangga.
Isu penerapan syariat Islam di Jakarta, kembali ramai diperbincangkan setelah beredar spanduk Jakarta Bersyariat di berbagai titik di Jakarta Senin 3 April 2017 lalu.
Beredarnya spanduk tersebut telah dibantah oleh pasangan Anies-Sandi dan tim suksesnya.
Anies dan timsesnya menyatakan spanduk tersebut adalah fitnah yang terstruktur dan masif. Spanduk-spanduk tersebut langsung dicopot oleh tim dan relawan Anies-Sandi.
Namun, dalam berbagai kesempatan klarifikasi, meski membantah membuat spanduk bahkan mengatakannya sebagai fitnah dan membuat laporan, baik Anies maupun Sandi tidak pernah menyatakan secara tegas mereka menolak wacana penerapan syariat Islam di Jakarta.
Hal ini yang memunculkan kekecewaan dan rasa khawatir di masyarakat. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rindu Hati dengan Keadilan, Mari Pilih..Siapa Ayoooo
Redaktur & Reporter : Natalia