jpnn.com, KLUNGKUNG - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta beserta jajarannya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah kafe remang-remang, Minggu (6/1). Sidak itu demi mengetahui komitmen pada para pemilik kafe remang-remang dan penginapan yang telah berjanji tak akan menyediakan pekerja seks komersial (PSK).
Bupati Suwirta bersama aparat Polres Klungkung, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan jajaran Kodim 1610 melakukan sidak mulai pukul 16.00 dengan menelusuri bekas galian C. Di lokasi itulah Bupati Suwirta menemukan tiga gubuk yang disinyalir sebagai tempat esek-esek.
BACA JUGA: Kisah Sopir Mobil Jenazah, Berkeringat setiap HP Berdering
Selanjutnya, sidak dilanjutkan ke Desa Gunaksa. Ada sebuah gubuk yang di dalamnya terdapat tiga wanita yang diduga sebagai PSK.
“Tiga cewek yang bilang dirinya baru tiga hari. Umurnya 19, 22 dan 35 tahun,” beber Suwirta.
BACA JUGA: Nataru, Jumlah Penumpang di Bandara Ngurah Rai Paling Tinggi
Kepala Satpol PP Klungkung I Putu Suarta menambahkan, tiga wanita tersebut awalnya tidak mau mengaku sebagai PSK. Namun, setelah didesak, mereka akhirnya mengakui berprofesi sebagai pemuas nafsu para lelaki hidung belang.
“Yang umur 35 tahun mengaku dari Jawa dan sudah tiga bulan di sana. Sementara yang masih berumur 19 tahun dan 22 tahun itu mengaku dari Lombok dan baru tiga hari di sana. Sudah kami berikan pembinaan,” terangnya.
BACA JUGA: Selama 2018 Ada 137 Warga Masuk Hindu
Sidak pun kembali dilanjutkan ke sejumlah penginapan di wilayah Jumpai Kawan dan Jumpai Kangin. Di Jumpai Kawan, rombongan bupati tersebut menelusuri tujuh penginapan.
Di penginapan tersebut ada dua pasangan bukan suami istri dalam satu kamar. Keduanya lantas diinterogasi dan digiring ke kantor Satpol PP Klungkung.
“Kami temukan dua pasangan tidak sah yang sedang asik gituan. Kami bawa ke kantor Satpol PP untuk diberikan pembinaan,” tuturnya.(rb/ayu/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang Bandara Ngurah Rai Meningkat Selama Nataru
Redaktur : Tim Redaksi