Pak Eri Pengin Menyatukan Sekolah Negeri dan Swasta di Surabaya

Rabu, 24 November 2021 – 10:15 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ingin menyatukan sekolah negeri dan swasta.

Dia mengatakan apabila ada kekurangan bisa dilengkapi secara bersama-sama.

BACA JUGA: Lihat Nih Senjata Tajam yang Dipakai untuk Membantai Pelajar SMK Bogor, Ngeri

"Ketika menjadi keluarga besar, pasti ada senyum dan kebersamaan, sehingga apabila ada kekurangan bisa dilengkapi secara bersama-sama," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu.

Dia mengatakan dengan cara itu, di Kota Surabaya ini tidak ada lagi yang tidak bisa sekolah, tak ada lagi sekolah kekurangan murid, takkan ada lagi sekolah yang tidak bisa membangun sarana dan prasarananya, dan tidak ada lagi persaingan guru antara negeri dan swasta.

BACA JUGA: Sssst, Ada Info Baru Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

"Nah, itu tugasnya siapa? Ya tugas saya dan Pemkot Surabaya. Makanya saya berharap jadi satu kesatuan," katanya.

Dia pun menjelaskan lebih terperinci berbagai rencana untuk menyatukan sekolah negeri dan swasta di Surabaya, salah satunya harus ada kesepakatan di awal terkait dengan jumlah guru.

Eri mencontohkan apabila ada seorang guru di sekolah A kekurangan jam mengajar, sedangkan di sekolah B kelebihan mengajar.

"Terus ini mau diapakan? Nanti biar sekolah yang menghitung sendiri, nanti pindah ke sekolah B misalnya. Ini harus bisa terwujud dan saya yakin dengan MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah) swasta, hal itu yakin bisa terwujud," ujarnya.

Untuk itu, Eri juga menekankan agar para guru harus meningkatkan kemampuan personalnya dengan adanya berbagai literasi. 

Dengan cara itu, diharapkan murid-muridnya juga punya keinginan dan kemampuan untuk membaca berbagai literasi.

Selain itu, lanjut dia, apabila ada sekolah swasta yang butuh infrastruktur, maka sekolah negerinya mengalah dulu kalau memang sudah bagus, sehingga harus gantian.

Bahkan, dia juga berharap sekolah negeri itu sadar bahwa sekolah swasta itu partnernya dan bukan saingannya.

"Kalau sudah begitu, maka anak-anak saya di Surabaya mau masuk negeri senang dan mau masuk swasta ya senang, karena antara SD dan SMP yang 9 tahun merupakan tanggung jawab saya," ujarnya.

Oleh karena itu, ia juga menegaskan bahwa apabila masih ada anak SD dan SMP yang menyampaikan bahwa sekolahannya jelek dan tidak nyaman, maka itu tanggungjawab Pemkot Surabaya.

Meski begitu, dia menyampaikan bahwa harus ada kesepakatan bersama antara sekolah negeri dan swasta, terutama jika muncul sekolah baru. Kira-kira sampai tahun berapa yang harus dibangun dan sekolah dimana saja yang harus dibangun pada anggaran berikutnya.

Sebab, katanya, tidak mungkin dicover semuanya dalam satu tahun anggaran.

Eri mencontohkan sekolah yang akan dibangun hingga tahun 2018, dan sekolah yang baru dibangun mulai tahun 2018 ke atas, akan dibangun di tahun berikutnya.

"Jadi, kita harus punya timeline itu. Kalau sudah terbuka semuanya seperti ini, saya yakin konco-konco bisa mengerti. Makanya yang saya jelaskan tadi, kalau guru negeri dan swasta kumpul bareng dan ada tawa ceria dan renyah, maka itu berarti sudah ada kebersamaan. Saya yakin MKKS negeri dan swasta itu bisa bersatu," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler