jpnn.com, SEMARANG - Program Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam memfasilitasi kepemilikan rumah untuk warga miskin mendapat perhatian nasional.
Inovasi bernama Jagani Omah Bareng Arum atau Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng Aplikasi Simperum ini dipamerkan Gubernur Ganjar Pranowo saat presentasi Kepala Daerah Terinovatif Kategori Provinsi dan Kabupaten.
BACA JUGA: Ini Hal Negatif yang Bisa Terjadi Bila Ganjar-Puan Maju di Pilpres 2024
Acara tersebut merupakan kegiatan penghargaan tahunan yang digelar Kementerian Dalam Negeri dengan tajuk Innovative Government Award (IGA) 2021.
Jagani Omah Bareng Arum dipresentasikan karena pada 2020 lalu menjadi satu dari top 10 inovasi pelayanan publik Jateng.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Ini Tidak Adil
“Jateng gayeng ndandani omah bareng ini Jateng yang asyik yang membahagiakan ayo bersama-sama memperbaiki rumah yang tidak layak huni,” kata Ganjar yang mengikuti secara virtual, Selasa (23/11).
Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng ini menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perumahan (SIMPERUM) yang juga digunakan untuk akselerasi penanggulangan kemiskinan.
BACA JUGA: Total 552 KK yang Mengosongkan Rumah Mereka di Banjarsari hingga Nusukan Solo
Aplikasi Simperum ini juga terintegrasi dengan SIDesa atau Sistem Informasi Desa Jawa Tengah. Integrasi ini, kata Ganjar, akan mempercepat koordinasi lintas sektoral untuk mencapai target penanganan kemiskinan.
Inovasi ini juga diimplementasikan telah diproyeksikan ke total sasaran sebanyak 125 Desa tersebar di 5 Daerah yakni Brebes, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas dan Kebumen.
“Ketika nanti sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmapnya,” tegas Ganjar.
Simperum ini, kata Ganjar, membantu dan memudahkan verifikasi dari sasaran PKE tersebut. Selain itu juga untuk memenuhi layanan dasar maysarakat miskin.
Tak sampai di situ, Ganjar mengatakan, inovasi ini bisa memberikan akurasi data RTLH sampai angka 80 persen dan nihil duplikasi data sehingga lebih presisi dan akurat.
“Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang,” ujarnya.
Ganjar mengatakan inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah. Antara lain Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Blora dan Brebes.
Dia menegaskan pihaknya terus melakukan improvement agar aplikasi ini bisa lebih baik dari sekarang.
“Tetapi niatan dari inovasi ini adalah bagaimana inovasi menyelesaikan persoalan yang ada di setiap sektor dan subsektor di jawa tengah,” tambahnya.
Lebih lanjut dalam program Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng ini juga memfasilitasi pembangunan rumah warga miskin.
Yakni lewat program Tuku Lemah Oleh Omah. Pemprov Jateng memfasilitasi pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jawa Tengah. Pemprov juga memfasilitasi pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk penyiapan pembangunan rumah.
Selain itu juga memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial stimulan rumah sederhana sehat.
Tujuan program ini mengurangi angka backlog rumah di Provinsi Jawa Tengah dengan sasaran masyarakat Miskin non bankable yang tidak memiliki rumah.
Dijelaskan, program itu diwujudkan dalam bentuk bantuan sosial stimulan pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memiliki rumah dengan tipe-36 sebagai syarat luasan rumah layak huni. Besaran bantuan senilai Rp. 35.000.000,- berupa struktur ruspin dan arsitektural.
Pelaksanaan pembangunan rumah baru melalui program ini untuk tahun 2021 ini dilakukan di 6 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Cilacap, Brebes, Kendal, Purbalingga, Jepara dan Kota Magelang. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia