Pak Ganjar Beri Dua Jempol untuk Lurah Sunarto yang Lihai Menangani Covid-19

Jumat, 06 Agustus 2021 – 23:15 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo bersama Lurah Sunarto. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi Kabupaten Banyumas, Jumat (6/8).

Dalam kunker itu, Ganjar menyempatkan diri mengunjungi Desa Karangnangka.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Dokter Reisa Broto Menyebut 10 Daerah, Jenderal Andika Beri Peringatan, Kapan Pengumuman?

Ganjar mengunjungi Karangnangka untuk menepati janjinya kepada Sunarto, kades di desa itu. Gubernur ke-15 Jateng itu mengaku ingin belajar soal penanganan pandemi di desa tersebut.

Sebelumnya, saat penyelenggaraan Rembug Desa se-Kabupaten Banyumas, Senin (26/7/2021), Sunarto menantang Ganjar  datang ke Desa Karangnangka. Sunarto mengaku aklan mengajari Ganjar soal cara menangani pandemi.

BACA JUGA: Terima Banyak Keluhan BST Tak Tepat Sasaran, Ganjar Langsung Kirim Surat untuk Bu Risma

Sunarto mengatakan bahwa desanya sejak 2019 sudah memiliki program Jogo Tonggo dan Jogo Warga. Menurutnya, program itu sudah ada sebelum Ganjar mencetuskan Jogo Tonggo untuk wilayah Jateng.

"Karangnangka tahun 2019 uwis nduwe (sudah punya, red) Jogo Tonggo, Jogo Warga. Pak Gubernur datang ke sini saja, nanti tak ajari carane," ucap Sunarto yang kala itu direspons positif dari Ganjar.

BACA JUGA: Gadis Cantik ini Mengaku Terinspirasi Aksi Pak Ganjar di Instagram

Ibu Dasawisma Jadi Nakes Dadakan

Saat Ganjar datang berkunjung, Sunarto langsung menjabarkan berbagai cara yang telah dilakukan desanya selama pandemi covid-19 ini.

"Kami punya grup WA, Pak, untuk memantau semua warga. Jadi, setiap hari kami cek, ana ora wargane sing mriang (ada tidak warganya yang sakit). Kalau ada langsung ditangani," kata Sunarto.

Di Desa Karangnangka terdapat 33 warga yang positif Covid-19. Bagi warga yang menjalani isolasi di rumah, keluarga yang serumah pasien dianggap positif sehingga wajib melakukan isolasi.

"Urusan makanan kami support, Pak. Ada iuran dari RT dan warga sekitar. Dari kami juga berikan, tentu melihat apakah dia layak atau tidak," tegasnya.

Sunarto juga memperkenalkan Nakes Dadakan di desanya. Sunarto mengajari ibu-ibu Dasawisma menjadi tenaga kesehatan dadakan yang tugasnya mengecek kesehatan pasien positif Covid-19 setiap hari.

"Kalau mengandalkan bidan desa saja kan kasihan Pak, 24 jam ora turu (tidak istirahat). Makane Dawis tak optimalna (makanya Dawis saya optimalkan). Ana wong 16 pak, ibu-ibu Dawis sing dadi nakes dadakan (ada 16 orang ibu-ibu dawis yang jadi nakes dadakan)," terangnya.

Ganjar pun tak percaya begitu saja dengan cerita Sunarto. Dia meminta Sunarto menengok salah satu rumah pasien yang sedang isolasi. Ternyata, saat tiba di lokasi, ada dua ibu-ibu berpakaian APD lengkap yang sedang mengecek pasien isolasi.

"Nah itu pak, kui nakes dadakan (itu nakes dadakannya)" jelasnya.

Ternyata benar, di tempat itu ada dua ibu-ibu berpakaian APD lengkap sedang memeriksa pasien yang isolasi mandiri di rumah. Mereka mengatakan bahwa keduanya bukan tenaga kesehatan, melainkan ibu-ibu Dawis.

"Kami diajari Pak, cara mengecek pasien. Diajari memeriksa suhu, cek saturasi oksigen pakai oxymeter, diajari memeriksa tekanan darah, dan menanyakan keluhan-keluhan pasien. Tiap hari kami datang ke pasien yang isolasi mandiri Pak dan melaporkan hasil pantauan kami di group WA yang ada Pak lurah dan Bu bidan di dalamnya," kata mereka.

Ganjar pun mengangkat dua jempolnya. Ternyata memang benar, penanganan pandemi di Desa Karangnangka berjalan sangat baik.

"Hari ini saya ke Desa Karangnangka Banyumas, ini komplit ada Pak Kades, Pak Bupati dan lainnya. Ini saya cek warga yang isolasi mandiri, ternyata ada nakes dan linmas yang sedang mengecek. Dan yang menarik, nakesnya ini bukan nakes asli, tetapi nakes dadakan. Ibu-ibu Dasawisma dilatih dan dioptimalkan untuk penanganan pandemi," jelasnya.

Menurutnya, hal itulah yang dia harapkan. Konsep Jogo Tonggo adalah cara mengoptimalkan kekuatan masyarakat dan komunitas.

"Jadi, ada Dasawisma, mereka dilatih menangani pasien. Ada dokternya juga yang mengajari, sekaligus memantau penanganan di lapangan. Ini top," ucapnya.

Kades Karangnangka Sunarto mengatakan optimalisasi ibu-ibu Dawis menjadi nakes dadakan itu dimulai sejak varian delta muncul. Sebab, di desanya banyak warga yang positif.

"Total ada 16 orang yang kami latih untuk dijadikan nakes dadakan. Mereka dilatih cara penanganan pasien termasuk cara melindungi diri agar tidak tertular. Kami dari desa memfasilitasi, dari bidan memfasilitasi dan semuanya mendukung," jelasnya.

Pihaknya mengatakan sengaja mengoptimalkan Dawis karena mereka yang berada dekat dengan pasien. Kalau mengandalkan RT, cakupannya terlalu luas.

"Alhamdulillah dengan optimalisasi Dawis sebagai nakes dadakan ini, masyarakat makin terpantau dengan baik. Sepuluh rumah itu satu Dawis, jadi lebih dekat cakupannya. Selain membantu penanganan pasien, adanya nakes dadakan dari Dawis ini juga meningkatkan kepedulian masyarakat pada tetangga," pungkasnya. (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler