jpnn.com, GROBOGAN - Wabah biasanya dijauhi tetapi di Grobogan, rumah yang penuh wabah justru didatangi. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo termasuk yang mendatangi rumah itu.
Bukan penyakit. Wabah merupakan kepanjangan dari wayang limbah. Adalah Yusnan Iguna, seorang pria berusia 31 tahun yang menarik perhatian Ganjar untuk datang ke rumahnya.
BACA JUGA: Gibran Rakabuming bersama Bima Arya Bertemu Ganjar Pranowo, Akrab Banget
Saat melakukan kunjungan kerja ke Grobogan pada Rabu (13/10), Ganjar menyempatkan mampir ke rumah Yusnan. Dia penasaran, dengan wayang limbah kreasi Yusnan.
Saat tiba di rumah Yusnan, Ganjar langsung disambut sederet wayang golek beraneka karakter. Uniknya, wayang yang cantik itu terbuat dari limbah rumah tangga. Yakni botol plastik, plastik bungkus makanan dan kain perca.
BACA JUGA: Konon Ada Ketegangan di PDIP Gara-gara Perang Dukungan untuk Ganjar vs Puan Maharani
"Ini namanya Wabah Pak, wayang limbah. Ini tercipta kebetulan saat wabah Corona muncul," kata Yusnan pada Ganjar.
Kepada Ganjar, Yusnan mengatakan memang senang dengan dunia wayang. Pria asli Tegal itu memang mengidolakan Ki Enthus, dalang kondang asal Tegal yang sudah mangkat.
BACA JUGA: Pak Ganjar Kaget, di Desa ini Warga Boleh Cicil Pembayaran Pajak
"Saya suka wayang Pak, tapi kalau beli kan mahal. Jadi saya buat sendiri. Awalnya saya buat dari bambu. Kemudian tertarik membuat dari limbah. Ternyata jadi dan saya teruskan," jelasnya.
Selain untuk kesenian, Yusnan ingin berpartisipasi dalam rangka kampanye lingkungan. Dengan pemanfaatan limbah plastik, maka dia bisa mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh limbah terbesar rumah tangga itu.
Berbagai jenis dan karakter wayang sudah dia buat. Ada wayang replika Ki Enthus dan replika lain. Sebenarnya, sudah lama Yusnan ingin membuat wayang replika Ganjar. Namun, dia tidak berani sebelum meminta izin dari Ganjar.
"Kalau diperbolehkan Pak, saya buat wayang karakter Pak Ganjar. Sejak dulu saya pengen, tapi takut kalau tidak minta izin dulu. Apalagi kalau nanti jadinya kurang bagus," jelasnya.
Tanpa pikir panjang, Ganjar langsung mengiyakan. Dia mengizinkan Yusnan membuat karakter wayang limbah yang mirip dengannya.
"Boleh, ndak persis saja ndak papa. Wis ora penting buat saya. Mungkin ada orang tersinggung kalau tidak mirip atau jelek. Buat saya ndak papa. Yang penting njenengan bisa terus berkreasi dan menggunakan media ini untuk menyampaikan pesan-pesan pada masyarakat," kata Ganjar.
Ganjar mengusulkan Yusnan terus meningkatkan kreasinya membuat wayang golek dari limbah itu. Menurutnya ide itu kreatif dan sangat menginspirasi.
"Design dan bentuknya diperbaiki agar lebih menarik. Selain itu, njenengan buat konten-konten edukasi masyarakat dengan wayang ini. Buat karyanya yang menarik, kemudian diposting di media sosial. Bisa YouTube, IG, Twitter dan lainnya. Pasti menarik," ucapnya.
Ganjar juga meminta Yusnan bertingkah beda dengan dalang lainnya. Dia harus nyleneh dan tidak takut berinovasi.
"Agak nyeleneh ndak papa, memang harus nyeleneh sekarang, supaya berbeda. Jadikan media ini sebagai alat menyampaikan informasi dan edukasi. Bisa soal lingkungan, kebersihan, pengelolaan sampah, Covid-19, soal bencana dan lainnya. Harus bisa mengena ke anak-anak muda," katanya.
Dalam kesempatan itu, Yusnan memberikan hadiah istimewa pada Ganjar yakni wayang karakter Enthus. Ganjar mengatakan memiliki kesan mendalam pada dalang asal Tegal itu bahkan saat akhir hayatnya, Ganjar selalu berkomunikasi intens.
"Ini saya jadi teringat beliau. Terima kasih ya mas. Tapi ini tidak boleh dikasih, saya beli ya," pungkasnya sambil memberikan uang pada Yusnan. (flo/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Natalia