Pak Ganjar Menyiapkan Jajaran untuk Menghadapi La Nina

Kamis, 01 Oktober 2020 – 22:39 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kantornya. Foto : Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan segala kemungkinan bencana alam akibat masuknya musim penghujan.

Selain menyusun peta bencana dan langkah-langkah antisipatif, Gubernur Tengah Ganjar Pranowo juga menyiapkan posko bencana yang akan dioperasikan mulai Oktober 2020 hingga Maret tahun depan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Aksi Tolak PKI Dibubarkan, Ancaman Jenderal Idham Azis, Bu Risma Keluarkan Peringatan Dini

"Kami sudah menggelar rapat koordinasi terkait antisipasi itu. Mulai BPBD, BBWS, PSDA dan pihak terkait sudah membicarakan terkait skenario kemungkinan debit hujan tinggi, antisipasi teknis dan penyusunan peta rawan bencana," kata Ganjar di kantornya Kamis (1/10).

Menurut informasi BMKG, Ganjar menyebut, akan terjadi fenomena La Nina, yang menyebabkan musim hujan akan terjadi lebih awal dan lebih panjang sehingga peta bencana sangat penting untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor selama musim penghujan. Dengan itu, maka tindakan antisipatif bisa dilakukan sebaik mungkin.

BACA JUGA: Ganjar: Pancasila Selalu Digoyang, Negara Harus Tegas

"Misalnya peta rawan banjir di Jateng, itu ada Brebes dengan luasan bencana 5.796 hektar, Pemalang ada 7.296 hektar, Tegal 1.011 hektar. Ada juga Kendal, Kudus dan lainnya. Termasuk peta lokasi mulai nama sungai, kondisi tanggul dan sebagainya sudah dipetakan secara rigid," jelasnya.

Dia mencontohkan, di Brebes kemungkinan bencana banjir terjadi akibat luapan sungai Cisanggarung. Selain itu, ada juga potensi tanggul jebol di Sungai Pemali.

BACA JUGA: Lonjakan Kasus Covid-19 di Banyumas, Ganjar: Terima Kasih Pak Bupati

"Di Pekalongan itu ada potensi banjir dan rob di Sungai Bremi dan seterusnya. Kita inventarisir satu-satu berbasis pada masing-masing daerah aliran sungai, termasuk menyiapkan sistem pengendaliannya," jelasnya.

Selain pemetaan dan langkah antisipatif, pihaknya juga telah menyiapkan posko siaga banjir dengan tempat pengungsian yang menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Jadi semua siap, termasuk persiapan tempat pengungsian seandainya ada pengungsi. Diatur dari sekarang, untuk mengantisipasi kerumunan. Sudah ada contohnya di Jepang itu, jadi tempat pengungsian dikapling kecil-kecil, dibatasi kardus dan satu kapling satu keluarga," tegasnya.

Ganjar juga meminta seluruh bupati/wali kota gencar melakukan edukasi tentang pengurangan resiko bencana kepada masyarakat. Desa-desa tangguh bencana dan relawan harus dihidupkan kembali.

"Daerah mesti siaga, apalagi yang masuk dalam peta rawan bencana yang saya sebut tadi. Kepala daerah harus inisiatif, jangan hanya menunggu perintah. Siapkan pekerjaan fisik untuk antisipasi, masyarakatnya disiapkan dan kondisi gawat darurat juga disiapkan," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler