Pak Ganjar Minta Penghapusan Cuti Bersama untuk Liburan Akhir Tahun

Selasa, 24 November 2020 – 20:11 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo di kantornya. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan pemerintah pusat menghapus rencana pemberian libur bersama pada akhir Desember mendatang.

Pasalnya, libur panjang justru membuat grafik peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 menjadi meningkat.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Mayjen Dudung tak Gentar pada FPI, UAS Bela Habib Rizieq, Wapres Diminta Bergabung ke Petamburan

"Saya usulkan, nggak usah ada libur bersama. Sebab setelah kami analisis, hipotesis kami bahwa peningkatan kasus konfirmasi positif di Jateng akhir-akhir ini karena libur panjang yang kemarin," kata Ganjar ditemui usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa (24/11).

Ganjar menerangkan, pada 10-12 November lalu, peningkatan kasus positif di Jawa Tengah naik drastis. Hipotesisnya, itu dampak dari libur panjang beberapa minggu sebelumnya.

BACA JUGA: Ganjar: Cari yang Galak dan Tidak Takut Siapa-siapa

"Sebenarnya sudah kami hitung, makanya saya berharap akhir tahun nanti jangan ada libur bersama. Sudah secukupnya saja liburnya, karena saat ini rasa-rasanya kita semua banyak di rumah, sekolah ya di rumah. Every day rasanya seperti sunday," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo membenarkan bahwa tingginya kasus akhir-akhir ini salah satunya karena dampak libur panjang. Namun, dirinya mengatakan tidak hanya Jawa Tengah yang grafiknya naik, tapi di beberapa daerah juga mengalami hal yang sama.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Jika Ada yang Ganggu Ideologi, NKRI dan Pancasila, Kita Lawan!

"Itu sudah dianalisis oleh pemerintah pusat, dan memang ada pengaruh (libur panjang) itu. Tidak hanya di Jateng, tapi DKI Jakarta, Jabar, Banten, Jatim dan DIY semuanya naik," ucapnya.

Meski naik, Yulianto belum bisa memastikan berapa prosentasenya. Sebab, hal itu harus dianalisis sesuai data harian.

"Ya kita membandingkan saja, seminggu sebelum libur panjang dan seminggu sesudahnya, itu terjadi kenaikan. Tapi soal jumlah pastinya, itu harus dianalisis harian," pungkasnya.

Sekadar diketahui, pemerintah berencana memberikan libur panjang pada akhir tahun ini. Setidaknya dalam aturan yang ada, tercatat ada 11 hari libur yang diberikan pemerintah.

Namun, pemerintah berencana melakukan pengurangan hari dalam libur panjang itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 yang biasanya muncul pasca-libur panjang. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler