Pak Ganjar Semringah Dapat Laporan soal Penanganan Covid-19 di Jateng

Selasa, 02 Maret 2021 – 22:45 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya. Foto: Instagram Ganjar Pranowo.

jpnn.com, SEMARANG - Penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Tengah terus menunjukkan perkembangan lebih baik. Selama tiga minggu berturut-turut, tidak ada satupun kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk zona merah atau resiko tinggi.

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa (2/3).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gibran dan Menantu Jokowi Mulai Beraksi, Rocky Gerung Bereaksi Keras, Ada yang Datangi Paspampres

Ganjar menyebutkan, grafik kasus aktif di 35 Kabupaten/Kota di Jateng terus mengalami penurunan.

"Kalau dilihat dari sisi epidemologi, zona resiko tinggi pada 7 Februari ada 5 Kabupaten di Jateng tetapi pada minggu setelahnya sampai hari ini tidak ada satupun zona merah di 35 Kabupaten/Kota," kata Ganjar.

BACA JUGA: Gibran Menjalankan Instruksi Ganjar Pranowo, Silakan Amati juga Baju Dinasnya

Tak hanya itu, jumlah zona merah di kecamatan dan kelurahan di Jawa Tengah juga terus menurun.

Dari data yang ada, awalnya terdapat 25 kecamatan masuk zona merah pada 7 Februari, tetapi pada 14 Februari turun jadi 10 kecamatan dan pada 21 Februari hanya empat kecamatan masuk zona merah.

BACA JUGA: Jateng Punya Sistem Aplikasi Baru untuk Menyelesaikan Masalah Kemiskinan

"Begitu juga di desa, pada 7 Februari ada 158 desa masuk zona merah, turun jadi 98 pada 14 Februari dan turun lagi jadi 30 pada 21 Februari. Artinya apa, saya melihat kondisi ini bagus, dan PPKM mikro berjalan dengan baik," terangnya.

Selain itu, angka kasus harian juga terus mengalami penurunan. Perhari ini, jumlah kasus baru harian tertinggi di Banyumas dengan 52 kasus, Jepara 26 kasus, Klaten 23 kasus, Boyolali 22 kasus dan Kota Semarang 17 kasus.

Bahkan di daerah lain seperti Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Salatiga dan Cilacap tidak ada penambahan kasus," jelasnya.

Artinya lanjut dia, semua mengalami penurunan cukup signifikan. Untuk kasus aktif juga terus menurun, dengan tertinggi di Kota Semarang 508 kasus, diikuti Banyumas 466 kasus dan Cilacap 326 kasus.

"Tempat isolasi juga sepi, di Donohudan saja sekarang hanya terisi 22 orang. Artinya selama satu tahun evaluasi kami, semuanya menunjukkan penurunan bagus sambil kami genjot upaya vaksinasi dan minta semua Kabupaten/Kota mengawal agar semuanya lancar," ucapnya.

Untuk vaksinasi, Ganjar menyebutkan proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sudah selesai. Saat ini, fokus selanjutnya adalah pelayan publik dan lansia.

"Sehingga harapannya, satu juta lebih dosis vaksin yang dikirim ke Jawa Tengah, kami bereskan secepatnya. Meski begitu, saya mengimbau ayo kita cegah jangan ada kurva kedua, tetap protokol kesehatan dijaga meskipun sudah divaksin, maka akan terjadi herd imunity seperti yang diharapkan," tutupnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, Recovery Rate (RR) di Jawa Tengah per 28 Februari sudah mencapai 89,49 persen. Sementara Case Fatality Rate (CFR) juga tidak ada kenaikan, masih di angka 6,18 persen.

"Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Dari total 8.912 tempat tidur isolasi di rumah sakit, saat ini hanya terpakai 2.661. Sementara tempat tidur ICU dari total kapasitas 1.087, saat ini hanya terpakai 398," jelasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler