Pak Jokowi, Pemilihan Rektor Harus Bebas Intervensi Politik

Jumat, 02 Juni 2017 – 22:38 WIB
Reni Marlinawati. Foto: mpr.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati menyatakan Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memiliki kebebasan akademik, sehingga dia harus mandiri di dalam menggali berbagai pemikiran dan keilmuan.

Ini disampaikan Reni menyikapi rencana pemerintah memberikan kewenangan pemilihan rektor PT kepada presiden. Menurut dia, rektor seharusnya dipilih oleh senat sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi (PT). Tidak boleh dicampuri dengan politik.

BACA JUGA: Komisi I Apresiasi Jokowi Terbitkan Perpres Badan Siber dan Sandi Negara

"Seharusnya rektor itu dipilih oleh senat, tidak boleh ada intervensi politik sekecil apa pun. Kalau kemudian PT dipolitisasi, itu sangat bahaya," ujar Reni usai menghadiri buka puasa bersama di kediaman Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jumat (2/6).

Saat ditanya apakah ada politisasi dengan pemilihan rektor diputuskan oleh presiden, Reni mengaku belum bisa menyimpulkan seperti itu. Sebab, dia belum mengetahui apakah itu murni pemikiran Presiden Joko Widodo, atau sekedar wacana yang dikembangkan.

BACA JUGA: Saat Buka Puasa Bersama, Zulkifli Ajak Tamu Undangan Dukung Jokowi

"Tapi saya yakin seyakinnya, presiden sudah paham bahwa UU Pendidikan Tinggi, mekanisme penanggungjawab PT adalah rektor dan seuruh penanggungjawab rektor itu adalah menteri Ristek Dikti," tegas dia.

Maka yang harus dilakukan, bagaimana presiden memberikan sebuah penekanan kepada menteri di dalam melakukan pengawasan dan penerapan seluruh proses peraturan pendidikan tinggi di dalam UU Dikti.

BACA JUGA: Jokowi Cuma Lempar Senyum di Rumah Zulkifli

Di sisi lain, bila wacana yang dikembangkan sebagian orang ini berjalan, itu menurutnya akan mengganggu kinerja presiden. Sebab, jumlah PT tidak sedikit.

"Apakah PTS atau PTN, sekarang kan ada 4.198 PT di Indonesia. Bayangkan kalau sekarang rektornya harus dipilih presiden, kapan waktunya," tukas ketua Fraksi PPP DPR itu.

Karenanya, PT sebagai pusat kajian berbagai pemikiran harus diberikan kebebasan dalam memilih pemimpinnya. Bila dalam perjalanan muncul kelompok-kelompok radikalis dari dalam kampus, pemerintah tidak boleh mengeneralisir semua PT seperti itu.

"Bukan berarti harus dibombardir begitu. Saya kira presiden akan sangat bijak menyikapi keberatan dunia pendidikan tinggi, karena saya mendapatkan berbagai protes, menyampaikan keberatan kepada saya langsung agar aspirasi ini disampaikan pada pemerintah," pungkas Reni.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Hanya Mengetahui, Bukan Memilih Langsung Rektor PTN


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler