Pak Jokowi, Tolong Ingatkan Raja Arab Soal Korban Crane

Sabtu, 25 Februari 2017 – 19:52 WIB
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Foto: The Guardian

jpnn.com - jpnn.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang minta pemerintah tidak lupa bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud belum melunasi janji kepada korban tragedi crane Masjidil Haram.

Direktur LBH Padang Era Purnama mengatakan, ada 33 orang jemaah haji Indonesia yang menjadi korban kecelakaan tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.

BACA JUGA: Polri Ajak Warga Ikut Membuat Raja Salman Merasa Nyaman

Salah satu korban luka-luka adalah Zulfitri Zaini (58), asal Solok, Sumatera Barat. Dia kehilangan kaki kanannya dalam kecelakaan itu

"LBH Padang atas nama korban crane, Zulfitri Zaini, kembali mengingatkan Raja Arab Saudi terhadap janjinya sendiri dan meminta Presiden Jokowi mendesak raja Arab untuk segera menepati janjinya terhadap korban-korban kecelakaan crane. Nasib korban crane sekarang bergantung pada kegigihan pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Arab Saudi," kata Era dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (25/2).

BACA JUGA: Malaysia Bangga Jadi Pilihan Pertama Raja Salman

Dia menegaskan bahwa ada 33 jemaah haji asal Indonesia yang menunggu pertanggungjawaban pemerintahan Arab Saudi. "Presiden tidak boleh lupa akan itu, menagih janji Raja Arab Saudi selama kunjungannya ke Indonesia," jelasnya.

Zulfitri Zaini berangkat dari Padang untuk menunaikan ibadah haji pada 20 Agustus 2015. Peristiwa kecelakaan terjadi pada 11 September 2016 sekitar pukul 17.00 setempat.

BACA JUGA: Prof Jimly Minta Jokowi Kurangi Berkeluh Kesah

Ketika dirawat di rumah sakit korban didata oleh petugas dari Kedubes Indonesia. Pihak Kedubes menyampaikan, korban akan mendapatkan asuransi dan santunan dari pemerintah Arab Saudi sebesar SR 1 juta atau sekitar Rp 3,8 miliar.

Namun, sejak korban kembali ke tanah air tanggal 2 Oktober 2015 hingga saat ini, tidak sepeser pun dia menerima santunan yang dijanjikan.

Setidaknya di tahun 2016, korban telah melakukan dua kali operasi. Pertama, operasi pengeluaran pen yang dipasang pada pergelangan tangan sebelah kiri dan operasi akibat tumbuhnya benjolan pada bekas luka pada bagian lengan.

Selain itu, korban melakukan pemeriksaan rutin terhadap kaki dan membuat kaki palsu yang menghabiskan biaya Rp 28 juta. (Mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Lho Maksud Pak Jokowi Sebut Demokrasi Kebablasan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler