jpnn.com - BATAM - Penutupan bisnis judi berkedok gelanggang permainan elektronik (Gelper) yang tersebar di seluruh wilayah Batam hanya bertahan sementara. Kapolda Kepri Arman Depari yang dulu tanpa pandang bulu memberangus semua tempat-tempat perjudian kini sepertinya melunak.
Buktinya, beberapa bulan terakhir ini, perjudian berkedok gelanggang permainan elektronik (Gelper) kembali menjamur di kawasan pusat bisnis Nagoya dan Jodoh. Arena-arena gelper banyak beroperasi di pusat perbelanjaan, tempat hiburan malam hingga rumah toko (ruko).
BACA JUGA: Anggota DPD RI Ini Siap Dipinang PDI Perjuangan jadi Wali Kota
Pantauan di lapangan, ada sekitar lima lokasi gelper yang sudah kembali beroperasi pascapenertiban jajaran Polda Kepri, akhir tahun lalu. Dua titik berada di salah satu diskotek di kawasan Jodoh, dua titik masing-masing di ruko Jalan Duyung Jodoh, dan di kawasan pertokoan Nagoya tak jauh dari perempatan depan Masjid Jabal Arafah. Satu titik lagi di pusat perbelanjaan Lubukbaja.
Semua lokasi gelper yang terpantau itu beroperasi sepanjang hari. Meskipun izin yang diklaim sudah dikeluarkan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) Kota Batam itu untuk permainan anak, namun mesin-mesin yang beroperasi umumnya hanya untuk orang dewasa. Bahkan, tidak ada anak-anak yang bermain di sana.
BACA JUGA: Ancam Laporkan Kejati DIY ke KPK soal Kasus Idham Samawi
Mesin-mesin permainan yang disuguhkan mirip dengan mesin gelper yang pernah disita polisi saat razia, beberapa waktu lalu.
Arena gelper yang terang-terangan dibuka, yakni di Jalan Duyung, Jodoh. Gelper ini satu gedung dengan sebuah kedai kopi. Puluhan pria dan wanita dewasa memenuhi mesin-mesin gelper.
BACA JUGA: Sebelum Roboh, Hanggar Bandara Sultan Hanasuddin Sudah Bermasalah
Sementara di komplek pertokoan Nagoya agak tertutup. Dari luar terlihat sepi, tapi ternyata banyak pemain di dalamnya.
”Kalau mau main, masuk saja pak, banyak mesin di dalam,” ujar salah satu penjaga gelper,Sabtu (13/3).
Dari pantauan di lapangan terlihat proses penukaran koin dengan uang yang bisa masuk unsur perjudian, namun informasi yang diterima bahwa koin tersebut bisa ditukar di lain tempat. Proses penukaran koin terlihat sangat hati-hati. Petugas tidak akan memberikan uang jika pemainnya bukan orang yang dikenal.
"Takut dijebak, makanya paling yang main orang-orang yang saling kenal saja," kata Fitra, salah satu pemain di lokasi gelper depan Ramayana Hotel. (eja/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ââ¬ÅDisia-siakanââ¬Â PDIP, Risma Dilirik Golkar
Redaktur : Tim Redaksi