Pak Presiden Tegas, Ancam Rakyatnya yang Keluyuran di Masa Karantina

Senin, 13 April 2020 – 10:17 WIB
Presiden El Salvador Nayib Bukele di San Salvador, El Salvador, Minggu, 9 Februai 2020. Foto: REUTERS/Victor Pena/ama/cfo

jpnn.com, SAN SALVADOR - Presiden El Salvador Nayib Bukele mengancam rakyatnya yang melanggar ketentuan karantina sebagai upaya mengekang penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.

Siapa pun yang mengendarai mobil di El Salvador tanpa memiliki alasan untuk keluar dari rumah, maka akan dicabut surat izin mengemudi (SIM)-nya.

BACA JUGA: Pengumuman Karantina Mendadak, Rakyat Panik, Mendagri Mengundurkan Diri

Bukele dan para pemimpin Amerika Tengah lainnya telah menerapkan tindakan cepat dan ketat setelah kasus pertama virus corona.

Dalam beberapa minggu terakhir ribuan orang di wilayah tersebut ditahan karena melanggar aturan.

BACA JUGA: Pemerintah Kebingungan Menangani Wabah Corona, Ini Buktinya

Di Twitter, Bukele mengatakan bahwa warga yang berjalan di jalanan umum tanpa masker juga akan dilarang.

Atas permintaannya, Kongres El Salvador pada 14 Maret menyetujui pemerintahan darurat, yang untuk sementara menangguhkan hak untuk kebebasan bergerak dan kebebasan berserikat.

BACA JUGA: Tertangkap Basah Curi Kotak Amal, Pemuda Mengaku Kena Corona, Akhirnya…

Seminggu kemudian, Bukele mengeluarkan karantina wajib di rumah, mengancam penahanan selama 30 hari bagi siapa saja yang melanggar aturan itu.

Berdasarkan aturan itu, hanya satu orang per keluarga yang diizinkan keluar untuk membeli makanan atau obat-obatan.

Dan hanya pekerja bank, pengemudi, karyawan restoran dan distributor, jurnalis, pejabat, tentara, polisi, pekerja supermarket, pekerja transportasi dan pekerja kesehatan yang dapat meninggalkan rumah mereka.

Mereka harus membawa surat keterangan dari perusahaan dan surat dari majikan mereka untuk membuktikan bahwa mereka diizinkan keluar.

Organisasi hak asasi manusia mengatakan pemerintahan darurat telah memungkinkan pejabat, polisi dan militer untuk bertindak sewenang-wenang, melakukan pelanggaran hak, dan melakukan penangkapan ilegal.

Para kritikus mengatakan langkah-langkah itu belum diterapkan secara merata, mengutip laporan media bahwa makanan diselundupkan ke pusat penahanan untuk pejabat pemerintah dan bahwa seorang pemimpin partai Bukele dibebaskan setelah menabrak mobil dalam keadaan mabuk.

Pada 5 April, Bukele mengatakan karantina akan diperpanjang selama dua minggu hingga 28 April dan bahwa pejabat keamanan harus lebih keras terhadap orang-orang di jalan, dan bahwa siapa pun yang melanggar karantina harus disita mobilnya.

"Saya tidak peduli jika orang mengatakan di media sosial 'Hei, mereka mengambil mobil saya, hei, mereka memutar pergelangan tangan saya, ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kematian keluarga Anda atau kematian orang lain," katanya.

Mahkamah Agung El Salvador kemudian mengatakan bahwa polisi tidak memiliki hak untuk menyita kendaraan atau properti lainnya.

Pada hari Minggu, El Salvador, negara berpenduduk 6,5 juta orang, memiliki 125 kasus virus corona, dan enam kematian. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler