jpnn.com, JAKARTA - Keluarga Slamet (26) harus menelan pil pahit setelah datang jauh-jauh dari Karawang, Jawa Barat untuk berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (5/5).
Slamet mengaku memilih Ragunan berwisata untuk mengedukasi anak-anaknya perihal jenis binatang.
BACA JUGA: H+4 Lebaran, Ragunan Terus Dipadati Pengunjung
"Pengin liburan, lihat hewan-hewan, edukasi buat anak," kata Slamet saat diwawancara JPNN.com di lokasi, Kamis.
Sayang, kekuarga Slamet tak diizinin masuk lantaran tak melakukan pendaftaran online.
BACA JUGA: Bocah Menangis Histeris di Ragunan, Ini Sebabnya, Astaga
"Di pintu masuk petugas bilang harus daftar online, tetapi saya enggak tahu dari Karawang datang ke situ. Daftar dahulu," kata Slamet.
Informasi yang diperoleh Slamet, kalau mendaftar hari ini, baru diizinkan masuk besok.
BACA JUGA: Rohit Tak Bisa Masuk ke Ragunan, Pengelola: Ini jadi Pelajaran
"Daftar sekarang, besok baru boleh masuk," ujar Slamet.
Slamet mengaku tidak mengetahui informasi perihal pendaftaran masuk ke Ragunan dilakukan secara online.
Memang dia sempat melihat di televisi, tetapi kesibukan libur Lebaran membuatnya lupa perihal pendaftaran.
"Namanya juga sibuk lebaran, ada lihat televisi," kata Slamet.
Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan merespons banyaknya pengunjung yang mengaku tidak mengetahui pendaftaran masuk dilakukan secara online atau sehari sebelumnya.
Kepala Pelayanan Informasi dan Kehumasan Ragunan Bambang Wahyudi menegaskan pihaknya tetap tidak menoleransi pengunjung yang tidak mendaftar secara online.
"Tidak boleh masuk, ini harus menjadi satu pelajaran, kalau enggak tahu kenapa enggak cari tahu," kata Bambang di lokasi, Rabu.
Bambang merasa aneh bila pengunjung tidak mengetahui hal itu.
Sebab, kata dia, pendaftaran masuk Ragunan sudah diterapkan sejak 2020 lalu.
"Aneh kalau enggak tahu, harus tahu. Karena sekarang sudah zamannya daring. Ragunan bukan pertama kali ini untuk menerapkaan tiket online. Ini sudah berjalan dari awal pandemi 2020 sampai 2022. Artinya sudah dua tahun berjalan," tegasnya. (cr3/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama