jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti akan pensiun pada Juli 2016 ini. Penggantinya ialah Komjen Polisi Tito Karnavian.
Tito sedikit membocorkan harapannya yang akan dilakukannya dalam waktu dekat ketika duduk di bangku Kapolri. Salah satunya ialah meminta pejabat utama Polri untuk turun ke lapangan.
BACA JUGA: Vaksin Palsu Merebak, BPOM Perlu Dibuat Seperti BNN?
"Di antaranya saya akan meminta para pimpinan ke wilayahnya untuk banyak turun ke bawah, kemudian bersentuhan dengan masyarakat," kata Tito saat menghadiri HUT Bhayangkara di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/7).
Menurut Tito, permasalahan akan diketahui oleh pejabat Polri jika dia bersentuhan dengan masyarakatnya sendiri. Hal ini, menurut Tito, sudah ia lakukan saat menjabat sebagai Kapolda Papua, dengan kondisi masyarakat yang keras.
BACA JUGA: Sekarang Momentum Perkuat BPOM, Punya UU Sendiri
"Memperbanyak dialog dengan masyarakat yang mungkin pola-pola saya sebagai Kapolda Papua. Itu yang saya minta juga di Kapolda Metro Jaya untuk diteruskan. Saya yakin polda-polda melakukan banyak, ada juga yang belum maksimal. Prinsipnya membangun komunikasi dengan masyarakat untuk memahami public expectatiton," beber Tito
Dijelaskannya, ketika para Kapolda mengetahui permasalahan masyarakat dan melakukan pendekatan persuasif, maka masalah konflik sosial akan terselesaikan.
BACA JUGA: Yakin, Prajurit TNI Mati Hanya Untuk Merah Putih
"Apa keinginan masyarakat baik yang dilakukan dengan dialog langsung maupun melalui suara-suara di media. Ini sekarang era keterbukaan. Kita melihat suara publik selain langsung juga melalui media massa, konvensional maupun sosial media," jelas Tito.
Selain itu, Tito berharap agar semua anggota Polri sat pandangan bahwa Korps Bhayangkara merupakan pelayanan masyarakat. Sehingga, Polri bekerja untuk memberikan pelayanan maksimal, tanpa ada unsur-unsur balas budi di baliknya.
"Saya harapkan teman-teman berupaya untuk menyatukan visi bahwa tingkat kepercayaan publik kepada polisi saat ini relatif rendah. Ini tidak mungkin diuntungkan bagi organisasi Polri maupun organisasi manapun juga di era demokrasi. Karena era demokrasi demos dan crotos kekuasaan di tangan rakyat, public preseption is a metter. Jadi suara publik sangat penting didengar," tegas Tito.(Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Ruhut: Hati-hati, Panitera Bisa Jadi Hakim
Redaktur : Tim Redaksi