jpnn.com - Peresmian Masjid Katedral Moskow setelah direkonstruksi dihadiri tiga presiden. Sepanjang Ramadan ramai kegiatan. Berikut catatan wartawan Jawa Pos EKO PRIYONO yang baru berkunjung ke sana.
-----
BACA JUGA: Beginilah WNI di Inggris Merayakan Idulfitri
DENGAN melihat gambar Masjid Katedral di tangan, langsung mengiyakan permintaan Jawa Pos untuk mengantar. ”Oke, 1.000 rubel,” jawabnya.
Respons itu lumayan menakjubkan. Sebab, dalam dua percobaan sebelumnya, dengan perantaraan bahasa Inggris, selalu gagal.
BACA JUGA: Terima Kasih, Pak Polisi Rela Berlebaran di Jalanan demi Amankan Idulfitri
Sedangkan di percobaan ketiga, Jawa Pos iseng memakai bahasa Jawa. Versi ngapak lagi. Ternyata malah berhasil hehehe....
Di Moskow, Rusia, mustahil sebenarnya seorang sopir taksi sampai tak tahu Masjid Katedral. Bangunannya demikian besar, bahkan masjid terbesar di Eropa. Dan berada dalam lingkup Olimpiysky Avenue, tak jauh dari Stadion Olimpiade, yang berada di pusat kota.
BACA JUGA: Hari Kedua Lebaran, Presiden Jokowi Mudik ke Solo
Berada di Rusia saat Ramadan, Masjid Katedral-lah tempat yang tepat untuk merasakan nuansa puasa. Seperti ketika Jawa Pos singgah di sana pada Minggu sore pekan lalu (18/4).
Menjelang magrib, terlihat puluhan muslim berduyun-duyun masuk ke masjid melewati lorong pemeriksaan. Semua barang bawaan diperiksa ketat melalui mesin X-ray.
Saat itu jarum jam menunjuk angka 20.50. Magrib di Moskow ketika itu pukul 21.19 waktu setempat. Langit masih sangat terang.
Ada pembagian makan, ada juga takjil. Semua makanan dikumpulkan di atas paving salah satu sudut halaman masjid.
Dikelilingi pagar besi setinggi dada orang dewasa. Mirip orang jualan. Itu makanan untuk makan besar.
Lain lagi untuk takjil. Tersedia air putih yang diwadahi gelas plastik dengan dua butir kurma tercelup di dalamnya.
”Takjil disediakan di bawah tangga utama menuju masjid yang berada di lantai 2,” terang Abdul Malek, salah seorang jamaah.
Ada cara khusus untuk menikmati takjil itu. Saat azan berkumandang, air diminum sedikit. Kurma yang terendam diambil dengan dua jari. Air minum baru dihabiskan setelah kurma termakan semua.
Bijinya dimasukkan ke gelas dan diletakkan di bagian depan. Sesudahnya baru jamaah menunaikan salat Magrib di tempat duduk semula tanpa harus membuang gelas terlebih dahulu.
Begitu suasana semakin gelap, Masjid Katedral terlihat sangat megah. Apalagi saat malam. Pencahayaan yang apik dari sisi dalam dan luar membuat menara dan kubah sangat menonjol nan mentereng.
Kubah utama berlapis emas dengan petikan ayat membingkai. Ditambah tiga kubah kecil dan tiga menara, membuat masjid terlihat sangat mewah.
Warna emas itu digunakan bukan tanpa alasan. Kubah masjid tersebut menjadi penguat bahwa Moskow merupakan kota sejuta kubah emas. Sebagaimana gereja-gereja yang banyak tersebar di seantero kota.
Masjid itu didirikan pada 1903. Arsiteknya Nikolay Alekseevich Zhukov dengan gaya Bizantium. Saat itu gubernur Moskow dijabat Jenderal Grand Duke Sergey Aleksandrovich.
Karena jamaah masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Tartar itu makin hari makin banyak, dilakukanlah rekonstruksi.
Bangunan kuno diratakan dengan tanah dan diganti dengan yang baru. Proses rekonstruksi memakan waktu sepuluh tahun.
Pada 2015 masjid tersebut resmi dibuka lagi. Kapasitasnya melesat menjadi 10 ribu jamaah.
”Peresmiannya oleh tiga kepala negara sekaligus. Ada Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan,” terang Juru Bicara Dewan Fatwa Umat Islam Rusia Ismail Ghindulin.
Kemegahan juga terasa di dalam masjid. Di ruang utama, hampir semua dinding dibalut kaligrafi karya seniman Turki dengan ornamen khas muslim Rusia.
Perpaduan warna antara tulisan Arab di dinding dan pilar menjadikan suasana Islam semakin kental.
Ada ratusan lampu kristal yang tergantung di dinding dan langit-langit masjid. Di ruang utama, tepatnya di bawah kubah, terdapat lampu kristal raksasa dengan bobot 1,5 ton. Lampu kristal raksasa itu berisi lebih dari 300 bola lampu.
Ismail mengatakan, masjid tersebut memang bernama Katedral. Sama seperti gereja. ”Katedral itu artinya jamik,” katanya.
Istilah katedral untuk menunjukkan bahwa masjid itu merupakan masjid besar di Rusia. Dalam istilah Indonesia kerap disebut masjid akbar.
Pria yang kurang fasih berbahasa Inggris itu mengklaim bahwa Masjid Katedral tersebut adalah yang terbesar di Eropa.
Sekaligus termegah dan terbanyak jamaahnya. Terutama ketika perayaan hari-hari besar.
Sepanjang bulan puasa ini, pengurus masjid telah menyiapkan sejumlah agenda. Salah satunya adalah salat Tarawih.
Salat dimulai pukul 22.30. Meski jam malamnya cukup singkat, hanya empat jam, jamaah dan pengurus memilih jumlah rakaat yang 20.
Imam salat sering membaca surat dengan ayat yang panjang dengan nada yang dilagukan. Tapi dipenggal hanya beberapa ayat. Sehingga terasa cepat.
Meski begitu, salat juga tidak terlalu ngebut. Biasanya salat Tarawih selesai pukul 23.15. ”Kadang juga sampai 23.30,” ucap Ismail.
Pengurus masjid juga menggelar ceramah rutin. Biasanya mengambil waktu setelah subuh. Sebab, salat Subuh dilaksanakan pukul 02.00.
Cukup banyak waktu untuk santai sebelum berangkat kerja hingga sebelum pukul 09.00. ”Pengunjung masjid di sini terus bertambah tiap tahunnya,” jelas dia. (*/c9/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Kedua Lebaran, Jalan di Demak Macet Banget
Redaktur : Tim Redaksi