jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Hendri Satrio menilai PDI Perjuangan salah langkah menyikapi Rocky Gerung.
Dia mengatakan, seharusnya partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu menggunakan warisan pendiri bangsa, dibanding melaporkan seseorang ke kepolisian. Hal ini menyusul politikus PDIP Henry Yosodiningrat melaporkan Rocky Gerung, yang akhirnya ditolak oleh Bareskrim Polri.
BACA JUGA: Setelah Rocky Gerung, Giliran Andi Arief Dipolisikan Henry Yosodiningrat
"Sudah ditolak kan sama kepolisian. Melegakan. Ini jadi pembelajaran kalau memang ada perbedaan pendapat. Seharusnya diselesaikannya menggunakan teknologi yang sudah diwariskan pendiri bangsa, yang namanya musyawarah untuk mufakat," kata dia kepada JPNN.com, Selasa (10/12).
Pria yang akrab disapa Hensat ini mengharapkan partai politik tidak menjadikan lapor melapor ke polisi sebagai budaya. Menurut dia, dialog dan musyawarah merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan perdebaan.
BACA JUGA: Politikus PDIP Khawatir Rocky Gerung Dibacok Orang Lampung
"Jadi budaya saling lapor melapor ini harus dihilangkan dengan segera. Jadi janganlah lapor melaporkan karena perbedaan pendapat dan pikiran. Enggak bagus juga buat perpolitikan," kata Hensat.
Politikus PDI Perjuangan Henry Yosodiningrat melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri, Senin (9/12). Namun, laporan itu ditolak oleh Bareskrim.
BACA JUGA: Lapor ke Bareskrim, Henry Yosodiningrat Sebut Rocky Gerung Sok Tahu
Pelaporan ini berkaitan dengan dugaan penghinaan yang diduga dilakukan Rocky karena menyebut Presiden Jokowi tak paham Pancasila. Henry mengatakan, dia melapor usai menerima rekaman video dan transkip ucapan Rocky yang berbicara di salah satu stasiun televisi.
“Dia mengatakan, Presiden hanya hafal Pancasila tapi tidak paham. Saya melihat ucapan itu keterlaluan,” ujar Henry di Bareskrim Polri, Senin (9/12).(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga