jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Robi Nurhadi menilai peluang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) melaju ke putaran kedua semakin membesar di tengah perebutan suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Seperti disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sebelumnya, kedua rival AMIN itu memiliki basis massa yang sama.
BACA JUGA: Jika Anies-Muhaimin Menang Pilpres 2024, Proyek IKN Dikaji Ulang
"Ya, penjelasan itu logis dan terkonfirmasi di lapangan," jelas Robi, Kamis (30/11).
Dia menjelaskan elektabilitas pasangan AMIN sendiri terus menunjukkan tren kenaikan karena adanya dorongan perubahan yang besar dari rakyat.
BACA JUGA: Istri Kiai Marzuki Mustamar Serukan Coblos Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Rakyat sudah banyak kecewa dan memerlukan figur pemimpin nasional yang bisa membawa perubahan lebih baik.
"Dan figur itu saat ini adalah Anies Baswedan," ungkap doktor jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.
BACA JUGA: Kampanye di Bandung, Anies Paparkan Solusinya Atasi Kemacetan Kota Kembang
Menurutnya kalau kekecewaan terhadap pemerintah dari masyarakat dan tidak tertutup kemungkinan juga dari massa pendukung Ganjar dan Prabowo semakin membesar, Anies Baswedan semakin berpeluang menang satu putaran.
"Dengan konfigurasi politik seperti itu dan kondisi politik saat, pilpres ini cenderung menguntungkan Pak Anies atau AMIN. Bisa-bisa malah satu putaran untuk kemenangan AMIN," ungkapnya.
Bahkan, lebih jauh dia menjelaskan tanpa adanya perpecahan suara massa Prabowo dan Ganjar sekalipun, Anies Baswedan tetap berpeluang menang.
Karena, jumlah massa mengambang yang bisa berubah pilihan di Indonesia itu mencapai 85 persen. Angka ini jauh lebih besar dibanding pemilih yang memiliki kedekatan dengan partai (Party ID) atau calon presiden (President ID) sehingga tidak akan berubah pilihan lagi.
"Dengan konfigurasi politik seperti itu dan kondisi politik saat, pilpres ini cenderung menguntungkan Pak Anies atau AMIN. Bisa-bisa malah satu putaran untuk kemenangan AMIN," ungkapnya.
Dengan demikian, kalau pun ada limpahan suara dari pendukung militan Ganjar dan Prabowo ke Anies itu hanya bonus.
Namun, yang pasti tidak bersatunya Ganjar dan Prabowo pada Pilpres 2024 ini akan merugikan bagi masing-masing keduanya.
"Kedua pelaku konflik merebutkan pemilih yang sama. Jadi jelas mereka rugi. Suara kepecah. Kalau ada limpahan suara (ke Anies) akibat perseteruan Prabowo-Ganjar, itu bonus saja," tutupnya sambil tertawa kecil. (jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com