jpnn.com, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto mungkin terlihat spontan dan tanpa beban saat debat perdana capres. Namun, hasil analisa gestur dan mikroekspresi menyatakan sebaliknya.
Hal itu dikatakan Pakar Gestur dan Mikroekspresi jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Monica Kumalasari.
BACA JUGA: Ganjar Janji Sejahterakan Guru Agama, Prabowo ke Aparat Hukum, Honorer Bereaksi
“Secara umum, Prabowo terlihat spontan dan tanpa beban. Namun, benar, kah, demikian? Tidak!” kata dia, Rabu.
Monica mengatakan ada dua dasar yang diamati, yakni feeling (rasa, persepsi) dan thinking (gagasan), bagaimana korelasi antara pernyataan verbal dan non verbalnya (Yang terlihat dalam mimik wajah, bahasa tubuh, dan suara).
BACA JUGA: Suara Prabowo Meninggi, Ekpresi Anies Berubah saat Disinggung soal Pencalonan di DKI
Namun, dengan mempertimbangkan riwayat kondisi kesehatan Prabowo, analisa terhadap ekspresi wajah melalui pergerakan mikro otot-otot wajah menjadi kurang akurat, sehingga boleh diabaikan.
Namun demikian, untuk mengetahui kondisi emosional, Monica berhasil menganalisa melalui suara dan gaya verbal yang digunakan.
BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya
Hasilnya, intonasi dan nada bicara sangat menggambarkan kondisi emosional Prabowo.
Hal itu salah satunya terlihat saat dia merespon pertanyaan Anies mengenai perasaannya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Anies menyebut putusan MK yang memuluskan jalan Gibran Rakabuming sebagai cawapres itu cacat lantaran melibatkan pelanggaran etika berat Anwar Usman, sebagaimana putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada 7 November lalu.
“Sebagai contoh, Prabowo menggunakan suara bawah untuk merespons ketika Anies menanyakan perihal perasaannya terhadap putusan MK. Beliau mengatakan ‘Mas Anies... Mas Anies..' juga dengan respons suara ke Ganjar ‘come on mas Ganjar’ kemudian ‘sorry ye.. sorry ye..’ hal ini mengindikasikan keterlibatan emosi kemarahan yang dalam,” jelas Monica.
Monica mengatakan beberapa gaya “gemoy” Prabowo yang sering kali muncul secara spontan terlihat sebagai mekanisme penanganan emosi yang lebih baik.
Lebih lanjut, kecemasan juga terlihat saat capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanyakan soal kasus pelanggaran HAM berat seperti peristiwa 1965, penembakan misterius, peristiwa Talangsari Lampung 1989, penghilangan paksa, sampai peristiwa Wamena kepada Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
“Dalam konteks pertanyaan yang disampaikan Ganjar Pranowo mengenai pelanggaran HAM, walaupun secara verbal ditanggapi Prabowo dengan santai dan taktis. Namun, bahasa nonverbalnya mengungkapkan kecemasan, terlihat dia mengusap wajah dengan tisu dalam konteks bahasan ini,” ujar Monica.
KPU menyelenggarakan debat pertama capres-cawapres Pilpres 2024 di Jakarta, Selasa (12/12), dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Debat diikuti tiga pasangan capres-cawapres, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Rangkaian debat akan dilanjutkan pada 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blak-blakan Eks Ketua KPK: Jokowi Pernah Berteriak Agar Kasus Setnov Dihentikan
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti