Pakar: Kebijakan Donald Trump soal Suriah Tidak Masuk Akal

Sabtu, 26 Oktober 2019 – 23:59 WIB
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato State of the Union di depan Kongres. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Langkah Amerika Serikat kembali mengirim pasukan ke Suriah dikritik sejumlah pakar. Keputusan itu dinilai sebagai bukti tak terbantahkan dari inkompetensi Presiden Donald Trump dalam membuat kebijakan luar negeri.

"Situasinya terjun bebas, sikap presiden maju mundur. Semua ini tidak masuk akal," ujar pakar Timur Tengah dari Universitas Oklahoma, Joshua Landis kepada Al Jazeera, Sabtu (26/10).

BACA JUGA: Donald Trump Cuma Kirim Menteri Transportasi ke Pelantikan Jokowi

Seperti diketahui, awal bulan ini Trump memerintahkan pasukan AS ditarik dari wilayah Suriah. Namun, sekarang Trump seperti menjilat ludahnya sendiri dengan memerintahkan pasukan kembali ke Suriah dengan alasan menjaga kilang minyak dari serangan ISIS.

Parahnya lagi, lanjut Landis, Amerika kini sudah tidak punya sekutu lagi di Suriah. Milisi Kurdi yang tadinya bersahabat jelas tidak mau lagi berurusan dengan AS. Mereka sudah merasa dikhianati ketika AS menarik pasukan dan membiarkan Turki menginvasi wilayah Suriah bagian timur laut.

BACA JUGA: Gedung Putih Lawan Upaya Pemakzulan Donald Trump

"Mereka (tentara AS) akan jadi sasaran empuk di Suriah. Siapa yang akan menjaga mereka, milisi Kurdi jelas tidak mau. Semua ini tidak masuk akal," ucap dia.

Marwan Kabalan dari Arab Center for Research juga punya pandangan serupa. Menurut dia, kebijakan luar negeri AS penuh dengan kontradiksi.

BACA JUGA: Jurus Terbaru Donald Trump untuk Mengusir Imigran Miskin

Menurutnya, semua kekacauan ini tak lepas dari situasi politik dalam negari AS sendiri. Apalagi tahun depan Trump harus mempertahankan jabatannya dalam pemilu.

"Konfliknya ada di Washington, antara Presiden Trump dengan lembaga pembuat kebijakan luar negeri, terutama Pentagon. Trump selalu berpikir soal pemilu mendatang, dia ingin mendapat dukungan dari basis politiknya," ujar dia. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler