Pakar Nilai Gerindra Turun Kelas di Pilkada Garut, Ini Sebabnya

Senin, 12 Agustus 2024 – 23:29 WIB
Partai Gerindra. Foto : Website Gerindra

jpnn.com, GARUT - Pengamat politik Asep Lukman mengaku heran dengan partai Gerindra Kabupaten Garut. Ia mengatakan bahwa partai tersebut belum mau mengumumkan calon bupatinya secara resmi ke publik sampai sekarang.

"Papan iklan yang berseliweran hanya dipenuhi oleh bakal calon bupati yang kedudukanya, satupun belum mendapatkan surat keputusan dari partai," kata Lukman, Senin (12/8).

BACA JUGA: Dasco Gerindra: Insyaallah di KIM Plus Sudah Muncul Nama RK Buat Pilkada Jakarta

Dia mendengar bahwa Partai Gerindra hanya akan menjadi pendukung dari salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung Golkar dan Nasdem.

Lukman menilai, secara politik langkah seperti ini cukup memalukan.

BACA JUGA: Partai Gerindra Jatim: Lisdyarita Layak Diusung di Pilkada Ponorogo

Bagaimana tidak, Gerindra adalah partai dari presiden terpilih Prabowo Subianto yang juga dipilih oleh mayoritas masyarakat Garut pada Pilpres 2024.

Malahan, Prabowo selalu menang di Kabupten Garut pada tiga pilpres terakhir.

BACA JUGA: Golkar Menyatakan Dukung Kader Sendiri, Gerindra Tetap Coba Melobi

"Cukup ironis jika kini kedudukanya hanya jadi partai pendukung dalam pilkada," tegas pria yang karib disapa Asluk.

Lukman merasa geram melihat situasi tersebut. Bukan tanpa alasan, pada 2014 lalu Lukman merupakan orang yang berjasa untuk menjodohkan Rudy Gunawan sebagai calon bupati Garut untuk berpasangan dengan dr Helmy Budiman sebagai wakilnya.

"Saat Partai Gerindra hanya memiliki satu kursi saja di DPRD kabupaten Garut, sayalah orang yang ikut berjuang keras. Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Kabupaten Garut beliau menjadi bupati selama dua periode berturut-turut," jelas dia.

Melihat kondisi partai Gerindra yang belum mengumumkan calonnya, Lukman menjadi terheran-heran. Apalagi akan mendukung calon yang diusung koalisi partai Golkar-Nasdem yang sejatinya sudah cukup kursinya. Lukman pun mengkritik keras partai Gerindra Garut.

"Tidak berlebihan jika langkah politik seperti ini dicitrai merupkan kemunduruan. Mungkinkah terjadi karena partai Gerindra Garut “menopouse dini”, dalam arti ia gagal melahirkan kadernya pasca dua periode berkuasa di eksekutif (bupati), atau jangan-jangan karena ada intervensi politik dari luar, hingga partai Gerindra tidak memiliki kedaulatan dan independensi secara politik untuk mencalonkan kader-kader terbaik dari partainya sendiri," tukas Lukman. (dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler