Pakar Pendidikan Puji Ide Sekolah Virtual di Jateng untuk Anak Putus Sekolah

Selasa, 13 Oktober 2020 – 14:11 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo berharap anak-anak bisa tetap meraih cita-cita lewat sekolah virtual yang menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang tidak bisa sekolah karena persoalan biaya. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Pakar pendidikan mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang membuat sekolah virtual untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah.

Para pakar menilai, langkah itu merupakan terobosan yang luar biasa untuk mengatasi persoalan bangsa.

BACA JUGA: Bikin Terharu, Pak Ganjar Buat Sekolah Virtual untuk Anak-anak yang Putus Sekolah

Pengamat pendidikan dari Universitas Katolik Soegidjapranata (Unika), Tukiman Tarunasayoga mengatakan, langkah itu harus diapresiasi dan harus disampaikan kepada masyarakat luas.

Pasalnya, banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam pendidikan anak-anaknya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: FPI Akan Demo, Ini Reaksi Ruhut, Ganjar tak Kecewa, KAMI Balik Mengancam

"Ini terobosan luar biasa dan patut diapresiasi. Saya sangat mendukung langkah ini. Sekolah virtual merupakan jalan keluar bagi anak-anak yang tidak bisa sekolah karena persoalan biaya," katanya di Semarang pada Selasa (13/10).

Tukiman menerangkan, hak pendidikan harus dimiliki setiap anak. Mereka yang masih berusia di bawah 18 tahun, hak mereka harus dipenuhi, termasuk hak memperoleh pendidikan.

BACA JUGA: Ganjar: Saya Tahu Perasaan Panjenengan, Jangan Khawatir, Jakarta sudah Mendengar Suara dari Jawa Tengah

"Apapun yang terjadi, apakah tidak mampu atau karena faktor lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi hak pendidikan anak. Dan ini yang dilakukan oleh Pak Ganjar dengan membuat sekolah virtual ini," tegasnya.

Hal senada disampaikan Rektor Universitas Ivet Semarang, Prof.Dr.Rustono. Rustono yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Jateng menegaskan, tidak boleh anak-anak usia sekolah terlantar hanya karena faktor ekonomi.

"Alhamdulillah ada gagasan membuat sekolah virtual ini. Dengan begitu, maka mereka mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak," ucapnya.

Masyarakat, lanjutnya, pasti senang dengan kabar ini. Sebab, banyak masyarakat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya hanya karena urusan biaya.

"Jateng daerahnya cukup besar, dan masih banyak yang memerlukan akses pendidikan. Untuk itu, saya harap sekolah virtual bisa dilanjutkan dan diperluas jangkauannya ke daerah-daerah terpencil," tegasnya.

Sebagai salah satu pihak yang ikut merancang sekolah virtual, Rustono mengatakan bahwa anak-anak yang menjadi siswa sekolah virtual akan mendapat hak yang sama dengan siswa sekolah reguler lainnya.

Sebab, mereka akan masuk dalam Dapodik sekolah negeri yang mengampu, yakni SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali.

"Mereka terdaftar sebagai siswa, sehingga resmi. Lulusannya juga diakui dan mendapat hak yang sama, bisa bekerja atau melanjutkan kuliah. Semuanya sama, hanya saja metodenya yang berbeda karena sekolah virtual ini lebih banyak daring dan sesekali tatap muka," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler