Pakar Sebut Twit Ferdinand Pisau Bermata 2, Bisa Dimaknai Positif

Sabtu, 08 Januari 2022 – 23:25 WIB
Pakat komunikasi politik Univeristas Eza Unggul Jamiluddin Ritonga. dok for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menanggapi kasus cuitan Ferdinand Hutahaean yang menyatakan "Allahmu lemah kalau Allahku kuat".

Jamiluddin menyatakan pernyataan tersebut memang berpeluang menimbulkan multitafsir atau seperti pisau bermata dua.

BACA JUGA: Sudah Mualaf tetapi KTP Nonmuslim, Ferdinand Buka Suara, Ternyata

"Pertama, bisa saja masyarakat menafsirkan Allah-mu lemah ditujukan kepada yang memiliki keyakinan di luar keyakinan Ferdinand. Sementara Allah yang sejalan dengan keyakinannya dianggap kuat," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Sabtu (8/1).

Jika tafsirnya seperti itu, lanjut Jamiluddin, tentu akan menimbulkan persepsi cuitan Ferdinand mengandung SARA dan menimbulkan kemarahan di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Respons Adik Gus Dur soal Kasus Hukum Ferdinand Hutahaean, Keras!

"Sebab, persoalan SARA, khususnya agama, memang sensitif di negeri tercinta," ujar dosen Universitas Esa Unggul itu.

Tafsir yang kedua, jelas Jamiluddin, cuitan Ferdinand dapat diartikan Allah itu kuat sehingga tak perlu dibela.

BACA JUGA: Mustofa Sebut Ferdinand Hutahaean Menghina Dua Agama dan Indonesia

"Masyarakat yang menafsirkan seperti ini menilai Allah sebagai sang pencipta tentu tidak perlu dibela oleh manusia yang diciptakannya," terang Jamiluddin.

Mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta itu menyatakan tafsiran pernyataan Ferdinand Hutahaean itu tergantung persepsi masyarakat yang sifatnya personal.

"Berbeda latar belakang akan berbeda pula persepsinya terhadap suatu objek. Lagi pula, persepsi itu bukan soal benar dan salah. Dalam komunikasi, setiap orang berhak punya persepsi sendiri," pungkasnya.

Dia menegaskan dalam komunikasi, penyampai pesan tidak bisa memaksakan persepsinya. Khalayak berhak mempersepsi berbeda dengan persepsi penyampai pesan.

"Jadi, Ferdinand boleh saja punya persepsi tertentu terhadap pesan yang disampaikannya. Namun, khalayak juga punya hak punya persepsi yang berbeda dengan pesan yang diterimanya," tukas Jamiluddin.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean melalui akunnya di Twitter @ferdinanhaean3, Ferdinand menuliskan "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".

Ferdinand juga dilaporkan oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terkait cuitan tersebut ke Bareskrim Polri dengan dugaan penistaan agama. (mcr8/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Adil
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler