Pakar Soroti Ekonomi Bangka Belitung yang Anjlok, Singgung Kasus Korupsi Timah

Selasa, 22 Oktober 2024 – 01:38 WIB
Kerugian negara sebesar Rp 300 triliun pada korupsi timah harus dikaji ulang. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani mengatakan bahwa pertumbuhan laju ekonomi di Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh sektor timah.

Menurut dia, penurunan ekspor timah yang mendominasi sekitar 80 persen dari total ekspor provinsi sangat memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Kasus Korupsi Timah, Hakim Didesak Panggil Robert Bonosusetyo & Telusuri Aset Perusahaan Cangkangnya

Hal itu diungkapkannya berhubungan dengan kasus dugaan korupsi sebesar Rp 300 triliun yang disebut memberikan dampak besar terhadap ekonomi provinsi tersebut.

"Pada Januari 2024, nilai ekspor hanya mencapai 29,79 juta US Dolar atau turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 170,64 juta US Dolar. Disinyalir penurunan ekspor ini, karena tidak adanya ekspor timah selama Januari 2024," ucap Devi dalam keterangannya, dikutip Senin (21/10).

BACA JUGA: Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis Mengungkap Fakta Baru, soal Sandra Dewi dan Ratih

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung, sektor pertambangan dan penggalian terkontraksi hingga 10,09 persen secara tahunan (Y-on-Y) pada triwulan pertama 2024, melanjutkan tren penurunan dari triwulan sebelumnya.

Kondisi itu diperparah oleh konflik antara PT Timah dan mitra-mitranya yang memicu anjloknya ekspor.

BACA JUGA: Sidang Kasus Korupsi Timah, Asisten Pribadi Sandra Dewi Ungkap Fakta Mengejutkan

Devi juga menjelaskan bahwa pengusutan kasus korupsi oleh Kejagung semakin memperburuk situasi ekonomi di Bangka Belitung.

Konflik yang melibatkan PT Timah dan mitra-mitranya tidak hanya memicu penurunan ekspor, tetapi juga berdampak langsung pada ribuan pekerja yang terlibat dalam industri timah, mengancam penghidupan mereka.

"Kita bisa mengasumsikan berdasarkan data terdapat 33 smelter dan 30 eksportir Timah di Bangka Belitung, dengan jumlah variatif tenaga kerjanya. Sehingga sangat terdampak signifikan ketika goncangan terjadi pada bidang pekerjaannya terhadap tenaga kerja,” kata dia.

Ketergantungan masyarakat terhadap sektor timah sangat besar, sekitar 80 persen ekonomi daerah bergantung pada sektor ini.

Ketika terjadi masalah pada sektor tersebut, dampaknya terasa hingga menyebabkan pengangguran meluas.

Berdasarkan data, dari Februari 2023 hingga Februari 2024, terjadi penurunan jumlah pekerja di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 34.760 orang.

Hal ini memicu berbagai efek negatif lainnya, seperti menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya angka kriminalitas.

"Rendahnya daya beli berarti rendahnya konsumsi, yang sangat beririsan selanjutnya dengan produksi," jelasnya.

Adapun, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah, mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat di Bangka Belitung menurun drastis.

"Di Bangka lagi turun karena di wilayah yang mengandalkan sumber daya alam, ketika industrinya lagi turun ya ikutan turun juga perekonomiannya," ujar Budihardjo Iduansjah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Bangka Belitung, Elius Gani, menyebut bahwa penutupan sejumlah perusahaan sawit yang terkait dengan pemilik smelter timah turut memperparah kondisi ekonomi.

"Kalau dibandingkan dengan angka tahun lalu ada 38 pekerja yang di-PHK, saat ini 1.527 orang kena PHK maka ada lonjakan signifikan karena adanya perusahaan smelter yang tutup sebagai akibat dari penertiban tata kelola timah," sebut Elius Gani.

Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan II-2024 hanya tumbuh 1,03 persen, jauh melambat dibandingkan 5,13 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Memasuki 2024, sektor pertimahan yang menjadi tulang punggung perekonomian Bangka Belitung menghadapi tantangan serius.

Dinamika industri timah, terutama terkait kasus dugaan korupsi sebesar Rp300 triliun, memberikan dampak besar terhadap ekonomi provinsi tersebut.

Sebelumnya, Aktris Sandra Dewi, mengungkapkan bahwa situasi di provinsinya kini semakin mencekam setelah Kejagung mulai mengusut kasus korupsi yang melibatkan PT Timah dan sejumlah perusahaan swasta.

"Keadaan Bangka Belitung pun menjadi mencekam, banyak terjadi pencurian, perampokan, dan begal di mana-mana," ujar Sandra beberapa waktu lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler