Pakar Tak Anjurkan Periksa Kolesterol Lewat Ujung Jari, Begini Penjelasannya

Minggu, 15 Agustus 2021 – 14:30 WIB
Peneliti menunjukkan tambalan seukuran ujung jari dengan jarum mikroskopis. ANTARA FOTO/UPMC/Handout via REUTERS/wsj.

jpnn.com, JAKARTA - Berbeda dengan gula darah, pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau dislipidemia tidak dianjurkan melalui ujung jari.

Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM dr Tri Juli Edi Tarigan tak menganjurkan untuk memeriksa kolesterol lewat ujung jari.

BACA JUGA: Gampang Banget! 5 Tips Sederhana Hidup Bahagia

Menurutnya, pemeriksaan kolesterol berbeda dengan gula darah yang cukup efektif dilakukan melalui ujung jari.

Dokter Tri Juli menyebut pemeriksaan kolesterol lewat ujung jari hasilnya tidak akurat.

BACA JUGA: Pakar UI Sebut Penyebab Utama COVID-19 Meningkat Tajam di Luar Jawa-Bali

"Kami tidak menganjurkan karena pemeriksaan kolesterol dari sumber kapiler atau ujung jari yang ditusuk, itu tidak akurat," ujar dr Tri Juli dalam webinar tentang pengelolaan dislipidemia, Sabtu (14/8).

Menurut Tri Juli, pemeriksaan kolesterol akan lebih akurat hasilnya bila dilakukan lewat pembuluh darah vena, bukan pembuluh darah kapiler seperti di ujung jari pada pemeriksaan gula darah.

BACA JUGA: Panglima TNI Datang ke Sumbar, Dia Mengingatkan Soal Pelacakan!

"Beda dengan gula darah untuk monitor memang sudah di-approved. Untuk kolesterol tidak kami anjurkan pemeriksaan dari sumber darah kapiler tetapi dari vena," kata dia.

Dislipidemia umumnya tidak bergejala sehingga diagnosis penyakit ini tak bisa semata dilihat dari tampilan fisik, kecuali pada kasus esktrem seperti xantelasma pada kelopak mata atau xantoma tendon achiles, siku dan lutut serta lipatan-lipatan sendi.

Kondisi ini terjadi saat LDL sangat tinggi yakni lebih dari 190 mg/dl.

Pada kondisi trigeliserida yang sangat tinggi (lebih dari 500 mg/dl) memunculkan radang akut pada paknreasnya, menyebabkan mual, muntah, kesemutan, tidak enak badan akibat darah yang kental, rasa sesak napas dan gangguan kesadaran.

Berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III) seseorang dikatakan memiliki kadar lipid abnormal apabila terjadi peningkatan kolesterol total (≥240 mg/dl).

Peningkatan kadar kolesterol LDL (≥160 mg/dl), kadar kolesterol trigliserida (>200 mg/dl), atau rendahnya kadar kolesterol HDL (<40 mg/dl) setelah dilakukan profil lipid atau tes kolesterol yang meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.

Pemeriksaan profil lipid rutin dianjurkan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner, diabetes, aterosklerosis pada pembuluh darah manapun, keadaan klinis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik.

"Jangan berharap melihat dari tampilan fisik, tetapi harus melalui pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini harus diluruskan."

"Masyarakat sering melihat periksa kolesterolnya dari jari seperti periksa gula darah. Jangan menunggu perubahan fisik untuk mendeteksi dislipidemia," pungkas Tri Juli.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler