Pakar Vaksin Nilai Dugaan COVID-19 Lahir di Lab China Masih Layak Ditelusuri

Jumat, 05 Maret 2021 – 23:31 WIB
Pengunjung menonton diorama di Museum Anti-COVID-19, Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Sabtu (21/11), Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/20

jpnn.com - Seorang ahli vaksin Universitas Flinders, Australia, Nikolai Petrovsky menyatakan dunia tidak lebih dekat untuk mengetahui asal-usul COVID-19, meskipun telah ada penyelidikan tim Organisasi Kesehatan Dunia ke China pada Januari lalu.

"Saat ini kita tidak lebih maju dari tahun lalu," kata Petrovsky, yang adalah salah satu dari 26 ahli global yang menandatangani surat terbuka yang diterbitkan pada Kamis (4/3), yang menyerukan penyelidikan baru tentang pandemi itu.

BACA JUGA: Kritis Akibat Covid-19, Ashanty: Kayak Sakratulmaut

Surat terbuka itu mengatakan misi WHO tidak memiliki mandat, kemandirian, atau akses yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan penuh dan tidak terbatas ke semua teori tentang asal-usul COVID-19.

"Semua kemungkinan tetap ada dan saya belum melihat satu pun data ilmiah independen yang mengesampingkan salah satunya," kata Petrovsky.

BACA JUGA: Berjuang Melawan Covid-19, Uya Kuya Sampai Pingsan

Pada Januari, tim ilmuwan yang dipilih oleh WHO mengunjungi rumah sakit dan lembaga penelitian di Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona diidentifikasi, untuk mencari petunjuk tentang asal-usul COVID-19.

Tetapi misi itu mendapat kecaman, dan kritikus menuduh WHO terlalu mengandalkan kerja lapangan dan data China yang dikompromikan secara politis.

BACA JUGA: Mengaku Anak TNI, Pria Ini Tidak Percaya Covid-19, Melawan Petugas

Anggota tim juga mengatakan China enggan membagikan data penting yang dapat menunjukkan COVID-19 beredar berbulan-bulan lebih awal dari yang pertama kali dikenali.

Pada konferensi pers untuk menandai berakhirnya kunjungan WHO ke Wuhan, kepala misi Peter Ben Embarek tampaknya mengesampingkan kemungkinan virus bocor dari laboratorium di Wuhan.

Tetapi Petrovsky mengatakan bahwa tidak masuk akal untuk mengesampingkan kemungkinan apa pun, dan mengatakan tujuan dari surat terbuka itu adalah untuk mendapatkan pengakuan secara global bahwa belum ada yang mengidentifikasi sumber virus dan pencarian perlu terus dilakukan.

"Kita membutuhkan pikiran terbuka dan jika kami menutup beberapa jalan karena dianggap terlalu sensitif, itu bukan cara kerja sains," ujar dia. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler