“Beberapa hari belakangan ini kabut asap menyelimuti Kota Tamiang Layang dan sekitarnya
BACA JUGA: Dana Poskesdes Bukan dari APBD
Ini akibat pembakaran lahan oleh wargaBACA JUGA: Di Manado, Umat Kristian Amankan Sholat Ied
Warga ingin membuat ladang padi,” terang Normansyah warga Tamiang Layang kepada JPNN, Selasa (22/9).Warga Jalan Nasarunai No 50 ini mengungkapkan, musim kembarau seperti ini, warga Kalteng khusunya Barito Timur, ramai-ramai membuka lahan
BACA JUGA: Lebaran, Hunian Hotel di Manado Tetap Sepi
Karena membersihkan ladang dengan cara dibakar lebih murah dan cepat dibandingkan menggunakan alat berat dan sebagainya,” tutur bakap dua anak ini.Pria yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemkab Barito Timur ini sendiri mengaku cemas dengan aksi pembakaran lahanPasalnya jika tidak terkendali, api bisa merembet ke kebun karet“Namun hingga saat ini belum ada kebut karet milik warga yang terbakarPasalnya, warga membakar lahan tidak sembaranganMereka terlebih dahulu membersihkan batas lahan sebelum membakarnyaSelain itu saat proses pembakaran, pemilik lahan menjaganya dibantu warga lain,” paparnya.
Meski demikian akibat pembakaran lahan ini tetap saja membawa dampak negatif, seperti banyak warga terserang infeksi salauran pernafasan akut (ISPA).Disamping menimbulkan penyakit, akibat kabut asap juga menganggu transportasi darat di wilayah Barsel dan BartimPasalnya jalan yang menghubungkan dua kabupaten itu juga diselimuti kabut.
“Meski jarak pandang sekitar kurang lebih 200 meter, tetap saja saya merasa terganggu dengan adanya kabut asap iniKarena saya tidak bisa memaksimalkan laju trukAkibatnya barang yang saya bawa terlabat sampai tujuan,” terang sopir truk pengangkut barang HermansyahWarga Banjarmasin Kalimantan Selatan ini berharap hujan segera turunSehingga kabut asap yang menyelimuti jalan hilang.(cak/aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Pasok 3,3 Ton Beras Ke Yahukimo
Redaktur : Tim Redaksi